Menko PMK: Masyarakat Jangan Menstigma Negatif Orang Terkena Covid-19
Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau Selter Gose, tempat isolasi pasien positif COVID-19 yang disiapkan RSU PKU Muhammadiyah Bantul, DIY, Kamis (189/2/2021).
Foto: (ANTARA/Hery Sidik)Bantul - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta masyarakat tidak menstigma negatif setiap orang terpapar COVID-19, karena akan menyulitkan petugas kesehatan dalam melakukan upaya testing (tes), tracing (penelusuran kontak), dan treatment (perawatan).
"Harus diingat masyarakat, orang yang kena COVID-19 ini tidak ada hubungan dengan 'bala' atau kutukan, ini sakit, wabah yang bisa kena siapa saja, tidak peduli orang," kata dia usai meninjau Selter COVID-19 milik RSU PKU Muhammadiyah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis.
Ia mengemukakan pentingnya kesadaran semua kalangan masyarakat terhadap pentingnya penanganan penularan virus tersebut.
"Karena itu jangan kemudian setiap kena COVID-19 diberi stigma jelek, karena itu justru buat kita kesulitan membongkar atau mengungkap kasus yang nyata, karena sekarang ini banyak orang ketika diminta untuk terbuka saat petugas melakukan tracing tidak jalan," kata dia.
Apalagi, ujar dia, saat ini pemerintah tengah berupaya melakukan upaya 3T dalam menemukan kasus COVID-19 hingga level bawah sampai tingkat rukun tetangga maupun rukun warga (RT/RW) sebagai bagian dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro.
"Justru sekarang ini 3T digencarkan, sesuai perintah Presiden dilakukan sampai level paling kecil sampai RT/RW, kalau ada gejala langsung di-'tracing', maka akan terkumpul kasus, jadi kalau kasus banyak itu memang benar, karena kalau tidak banyak itu kasus tidak terangkat ke permukaan," katanya.
Menko PMK mengatakan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan sesuai 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan sudah bagus, namun tetap perlu ditingkatkan dengan diimbangi upaya 3T oleh petugas kesehatan maupun Satgas COVID-19 di masing-masing tempat.
"Tidak cukup hanya menyadarkan masyarakat supaya selalu 3M tanpa diimbangi dengan 3T yang serius, karena keduanya ibarat dua sisi mata uang yang saling menguatkan, mata uang itu tidak ada nilainya kalau isinya hanya separo," katanya.
Dia menambahkan dalam memberantas penyebaran COVID-19, perilaku 3M harus digencarkan, kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol COVID-19 ditingkatkan, kemudian satgas terutama tenaga epidemiologi juga harus gencar betul dalam melakukan penelusuran.
"Saya minta kesadaran masyarakat untuk terbuka menerima kalau ada 'tracing' petugas, betul-betul mau di-'tracing' jangan sampai sembunyi, atau khawatirkemudian diberi stigma negatif," katanya.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Konsisten Bangun Nusantara, Peluang Investasi di IKN Terus Dipromosikan
- 2 Kejati Selidiki Korupsi Operasional Gubernur
- 3 Lestari Moerdijat: Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Inklusif Harus Segera Diwujudkan
- 4 Pertamina Siapkan Akses Titik Pangkalan Resmi Pembelian LPG 3 Kg Terdekat
- 5 OIKN: APBN Rp48,8 Triliun Beri Keyakinan Investor
Berita Terkini
- Ini Daftar Pemenang Utama Grammy Awards 2025, Beyonce Boyong Tiga Penghargaan
- BPS Ungkap Luas Panen Padi di 2024 Alami Penurunan, Tiga Daerah Ini Jadi Penyumbang Utama
- Liga Champions, Manchester City-Real Madrid Berebut ke-16 Besar
- Korea Utara Geram Disebut Negara Jahat oleh Menlu AS Marco Rubio
- Kemenhub - Kemenpar Mantangkan Persiapan Angkutan Lebaran 2025