Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menjaga Ketersediaan Air Bersih

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Oleh Djoko Subinarto

Setiap tanggal 22 Maret, dunia memperingati Hari Air Sedunia atau World Water Day (WWD). Tahun ini mengambil tema Leaving No One Behind. Gagasan mengadakan WWD muncul pertama tahun 1992, saat digelar Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Pembangunan dan Lingkungan, di Rio de Janeiro, Brasil. Majelis Umum PBB merespons dengan menetapkan tanggal 22 Maret sebagai WWD.

Tujuan utama peringatan WWD sebagai wahana memusatkan perhatian betapa pentingnya air bagi kehidupan dan mendorong tata kelola sumber-sumber air berkelanjutan. Sebagai salah satu unsur penopang penting kehidupan, air senantiasa diperlukan. Semua proses kimiawi dalam tubuh membutuhkan air. Sementara itu, semua cairan tubuh seperti darah, sendi dan pencernaan, berasal dari air yang dikonsumsi. Singkat kata, air memainkan peran vital dalam semua fungsi tubuh, termasuk untuk mencegah kemunculan sejumlah penyakit.

Orang mungkin bisa bertahan hidup tanpa makanan beberapa pekan atau bahkan lebih lama lagi. Tapi, tanpa air, manusia mungkin hanya akan mampu bertahan hidup beberapa hari. Rata-rata, setiap orang membutuhkan air bersih 20-50 liter setiap hari untuk berbagai keperluan seperti minum, mandi, memasak, dan mencuci pakaian.

Kendatipun planet Bumi sebagian besar terdiri dari air, toh hanya 3 persen air tawar. Sisanya air asin. Penelitian US Geological Survey menunjukkan, lebih dari 68 persen air tawar tersimpan di kawasan glasier dan pegunungan es. Kemudian, 30 persen tersimpan di bawah tanah dan hanya 0,3 persen yang tersimpan di permukaan bumi seperti danau, sungai, atau rawa-rawa.

Pertanian merupakan sektor terbesar membutuhkan pasokan air. Maka, kelangkaan air akan berpengaruh besar pertanian dan mengancam aspek kedaulatan pangan. Sementara itu, air juga dibutuhkan dalam proses produksi berbagai jenis energi, mulai dari penambangan batu bara, produksi minyak-gas, hingga pembangkit tenaga listrik. Dengan demikian, pasokan air yang memadai ikut pula menjamin ketersediaan energi masa depan.

Hanya, jumlah air di Bumi cenderung konstan, sedangkan jumlah penduduk dunia semakin bertambah. Di sisi lain, pencemaran terhadap sumber-sumber air kian meningkat dan meluas. Semakin banyak sumber air terdegradasi karena pencemaran.

Laju pembangunan yang demikian pesat dan cenderung mengabaikan aspek-aspek lingkungan menjadikan sumber-sumber air di banyak kawasan, termasuk di negeri ini, terus menyusut dari waktu ke waktu. Tidak sedikit rawa-rawa, kolam, danau, maupun daerah aliran sungai, yang kini telah beralih fungsi menjadi kawasan permukiman, industri, maupun pusat pertokoan dan niaga.

Pada saat yang sama, tingkat pencemaran terhadap sumber-sumber air juga kian meningkat. Sebagian besar rumah tangga sekitar situ (danau) dan sungai, misalnya, cenderung membuang sampah domestik ke sungai maupun situ. Keadaan ini kian diperburuk dengan aktivitas industri yang juga mengalirkan limbah ke sungai serta situ, menjadikan kedua sumber air permukaan ini semakin kotor serta tercemar dan sekaligus mewujud menjadi tong-tong sampah raksasa. Oleh karena itu, rehabilitasi situ dan sungai harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya menjaga dan melindungi sumber-sumber air yang ada di negeri ini.

Selain untuk menjamin pasokan air bersih dan memadai, rehabilitasi situ serta sungai diperlukan pula untuk (1) menjamin fungsinya sebagai pengendali banjir agar benar-benar berjalan baik. Dia juga untuk (2) memperbaiki kondisi lingkungan situ dan sungai sehingga tampilan situ dan sungai serta kawasan di sekitarnya semakin bersih.

Kemudian, (3) menjaga dan melestarikan fauna maupun flora sekitar kawasan situ dan sungai. Lalu (4) menyediakan sejumlah fasilitas dan peluang untuk warga agar bisa melakukan aneka aktivitas rekreasional di kawasan situ dan sungai secara nyaman.

Bank Air

Mengingat peranannya yang mahapenting bagi kehidupan, sudah seharusnyalah semua memberi perhatian lebih terhadap sumber-sumber air dengan merawatnya. Efisiensi menggunakan air menjadi salah satu langkah strategis. Masih banyak warga yang mudah menghambur-hamburkan air bersih untuk aktivitas yang tidak begitu penting.

Efisiensi penggunaan air juga berlaku dalam soal penyedotan air tanah. Sebab, kondisi air bawah tanah di sejumlah daerah semakin kritis karena pengambilan tidak terkendali. Perlu kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah untuk konservasi air.

Yang juga tidak kalah krusial senantiasa mengantisipasi perubahan iklim yang tidak mungkin dihindari. Selain membuat suhu permukaan Bumi makin panas, permukaan air laut meningkat dan laut menjadi semakin asam, perubahan iklim menjadikan pula tingkat presipitasi meninggi di sejumlah kawasan. Hal ini akan berdampak pada pergeseran musim dengan semakin singkatnya musim hujan. Dengan demikian, kemungkinan kelangkaan air bersih akan semakin besar.

Di sisi lain, pendirian bank air mungkin perlu pula dipertimbangkan. Di sejumlah negara, keberadaan bank air telah menjadi bagian dari tata kelola air secara nasional. Dasar pendirian bank air sendiri sebagai kesadaran bahwa air, suka atau tidak, dewasa ini telah menjadi komoditas bernilai ekonomis tinggi. Maka, pengelolaanya mesti memperhatikan keseimbangan antara pasokan dan permintaan di pasaran.

Menurut Clifford et al (2004), bank air diperlukan antara lain untuk (1) menjamin pasokan air selama musim kemarau. Dia juga untuk menjamin masa depan pasokan air untuk berbagai kebutuhan. Kemudian, buat mempromosikan konservasi air dengan mendorong para pengguna berperan dalam upaya konservasi lewat aktivitas perbankan. Lalu, menjadi fasilitator aktif dalam pasar air. Terakhir untuk ikut berkontribusi dalam penyelesaian persoalan-persoalan perairan. Hal ini, khususnya yang terkait dengan pemanfaatan air bawah tanah dan permukaan.

Kita berharap pengelola negara ini mampu menjamin ketahanan air dengan baik, sehingga kedaulatan pangan, energi dan pertumbuhan ekonomi tidak terganggu.

Penulis Lulusan Universitas Padjadjaran

Komentar

Komentar
()

Top