Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perada

Menjadi Perpanjangan Tangan Tuhan lewat Pelayanan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Seringkali dalam menghadapi beratnya hidup, tiap jemaat lupa pelayanan orang lain. Berbeda dengan seorang pendeta yang memeng terpanggil secara khusus, dalam setiap aspek pelayanan pastoralnya, dia tetap berakar pada Alkitab. Firman Allah, doa, sakramen, iman, harapan, dan kasih menjadi sumber utama kekuatan pelayanan.

Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap penyakit. Apalagi kanker seringkali dianggap pintu masuk kematian. Elisabeth KüblerRoss, psikiater yang mendalami studi psikologi kematian, mengatakan bahwa pengalaman mendampingi dan memberi dukungan kepada pasien kanker membuat orang saling tumbuh.

Hal itu juga membuka kesempatan berfungsinya akal budi, keunikan, serta kesadaran akan keterbatasan manusia. Pasien biasanya akan melalui fase penyembuhannya seperti penyangkalan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan. Dalam tahap depresi, para pelayan harus mendorong pasien untuk berjuang tetap hidup atau mempersiapkan diri menerima kenyataan harus meninggalkan dunia serta semua yang dikasihi.

Penerimaan dimaknai sebagai fase bermartabat sebagai manusia, anak Allah yang sudah siap meninggalkan dunia ini, setelah perjuangannya. Saat menghadapi penderitaan umat, kadang muncul pertanyaan, "Jika Tuhan ada, Mahakuasa, dan Mahabaik, mengapa ada penderitaan, kejahatan, bencana, atau penyakit di muka bumi ini?" Jawaban pastoral adalah bahwa dalam hidup manusia, penderitaan itu memang nyata, namun bukan akhir dari segalanya.

Penderitaan memiliki arti pembersihan dan pendidikan. Allah bertujuan meningkatkan kapasitas untuk bersukacita dengan berbuat sesuatu yang lebih baik dari rasa sakit itu (hlm 55). Sikap pastoral dimaknai melalui perspektif gambaran seorang gembala yang peduli dan dibutuhkan kemampuan untuk mendukung kepedulian tersebut. Ada juga persiapan mental, spiritual, serta sikap-sikap positif yang siap ditularkan. Selain teologi dibutuhkan pula ilmu komunikasi untuk mengembangkan empati dan membangun relasi.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top