Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menilik Fenomena Flexing dari Sudut Pandang Kesejahteraan

Foto : voi/isntagram/@donisalmanan

Gaya flexing Doni Salamanan yang kini dihukum empat tahun penjara karena kasus investasi bodong.

A   A   A   Pengaturan Font

Fenomena flexing sebenarnya sudah lama merebak, seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial di Indonesia.

Novia Utami, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Belakangan, kita kerap menemukan warganet mengkritisi mereka yang melakukan flexing atau pamer kekayaan di dunia maya. Apalagi, banyak dari mereka yang flexing memiliki jabatan atau merupakan keluarga dekat dari pejabat di instansi pemerintahan.

Misalnya, media sempat dibuat heboh dengan kekayaan Rafael Alun Trisambodo dari Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Eko Darmanto yang menjabat sebagai Kepala Bea Cukai Yogyakarta, atau Esha Rahmansah Abrar dari Kementerian Kesekretarian Negara.

Fenomena flexing sebenarnya sudah lama merebak, seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial di Indonesia.

Flexing berasal dari bahasa Latin, flectere, yang artinya menekuk (to bend). Terminologi ini sudah digunakan dalam bahasa Inggris sejak awal abad ke-18 untuk menggambarkan gerakan tubuh seorang binaragawan yang memperlihatkan atau memamerkan tekukan otot-ototnya. Seiring berjalannya waktu, pemahaman modern membuat istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan kondisi saat seseorang memamerkan kekayaan, status sosial, dan pencapaian lainnya secara berlebihan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top