Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Temuan Medis

Menguak Tabir Penyakit Mpox

Foto : afp/ GUERCHOM NDEBO
A   A   A   Pengaturan Font

Selama paisen pria itu dirawat di rumah sakit, pasien kedua dirawat dengan lesi serupa termasuk di alat kelaminnya dan riwayat seksual yang serupa. Dia dinyatakan positif HIV, tetapi itu tidak menjelaskan kondisinya. "Kami khawatir ini adalah epidemi," kata Otike-Odibi.

Dua pasien pertama dipulangkan, dalam bulan-bulan berikutnya, dua pasien lain yang memiliki keluhan yang sama datang. Keduanya memiliki infeksi HIV yang lebih parah dan keduanya meninggal. "Saya mengambil foto mereka lalu mencatat riwayat mereka karena saya tahu suatu hari seseorang akan memberitahu saya apa ini," kata Otike-Odibi.

Akhirnya pada September 2017, Otike-Odibi mengetahui apa penyakit yang ditanganinya ketika seorang pasien dengan gejala serupa mulai datang ke rumah sakit universitas di Yenagoa, ibu kota Negara Bagian Bayelsa, 3 jam perjalanan ke barat Port Harcourt.

Banyak dari mereka adalah pria muda dengan lesi genital dan banyak juga yang mengidap HIV. Tes akhirnya mengungkapkan bahwa pasien tersebut menderita cacar monyet, penyakit virus yang hanya tercatat di Nigeria tiga kali, dengan kasus terakhir terjadi 39 tahun sebelumnya.

Lima tahun kemudian, cacar monyet merebak menjadi epidemi global, terutama pada pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) segera menyatakannya sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC) dan mengganti nama penyakit itu menjadi "mpox" untuk menghindari stigmatisasi dan reaksi rasis. PHEIC dicabut pada Mei 2023 setelah kasus menurun drastis, tetapi secara keseluruhan, hampir 100.000 orang di 116 negara telah terinfeksi hingga sejauh ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top