Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Temuan Medis

Menguak Tabir Penyakit Mpox

Foto : afp/ GUERCHOM NDEBO
A   A   A   Pengaturan Font

Virus mpox beredar di Nigeria sejak lama. Di negara ini pada awalnya penyakit ini dianggap sebagai penyakit yang menular secara seksual hingga diabaikan dan kemudian menjadi wabah global.

Mpox atau cacar monyet sejak 14 Agustus 2024 ditetapkan sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) oleh WHO. Jika sejak lama dunia tanggap, kemungkinan virus ini tidak akan menyebar seperti saat ini.

Pada 1 Mei 2017, seorang pasien pria berusia 35 tahun dengan lesi di sekujur tubuhnya datang ke rumah sakit universitas di Port Harcourt, ibu kota Negara Bagian Rivers di Nigeria selatan. Sebuah borok yang dalam telah menggerogoti batang penisnya. "Sepertinya borok itu akan menggerogoti," kata Bolaji Otike-Odibi, dokter kulit yang merawat pasien itu.

Hasil tes dan pengalamannya menyingkirkan cacar air, sifilis, danmolloscum contagiosum, infeksi virus yang menyebabkan benjolan seperti mutiara pada kulit. "Saya lalu bertanya kepada semua kolega saya. Itu adalah sesuatu yang belum pernah kami lihat sebelumnya," ungkap Otike-Odibi dikutip dari lamanscience.org.

Dia mengambil riwayat seksual pria itu dan pasien itu memberitahu Otike-Odibi bahwa dia memiliki banyak pasangan seksual dan kondomnya robek saat berhubungan seksual beberapa hari sebelum luka itu muncul.

Selama paisen pria itu dirawat di rumah sakit, pasien kedua dirawat dengan lesi serupa termasuk di alat kelaminnya dan riwayat seksual yang serupa. Dia dinyatakan positif HIV, tetapi itu tidak menjelaskan kondisinya. "Kami khawatir ini adalah epidemi," kata Otike-Odibi.

Dua pasien pertama dipulangkan, dalam bulan-bulan berikutnya, dua pasien lain yang memiliki keluhan yang sama datang. Keduanya memiliki infeksi HIV yang lebih parah dan keduanya meninggal. "Saya mengambil foto mereka lalu mencatat riwayat mereka karena saya tahu suatu hari seseorang akan memberitahu saya apa ini," kata Otike-Odibi.

Akhirnya pada September 2017, Otike-Odibi mengetahui apa penyakit yang ditanganinya ketika seorang pasien dengan gejala serupa mulai datang ke rumah sakit universitas di Yenagoa, ibu kota Negara Bagian Bayelsa, 3 jam perjalanan ke barat Port Harcourt.

Banyak dari mereka adalah pria muda dengan lesi genital dan banyak juga yang mengidap HIV. Tes akhirnya mengungkapkan bahwa pasien tersebut menderita cacar monyet, penyakit virus yang hanya tercatat di Nigeria tiga kali, dengan kasus terakhir terjadi 39 tahun sebelumnya.

Lima tahun kemudian, cacar monyet merebak menjadi epidemi global, terutama pada pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) segera menyatakannya sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC) dan mengganti nama penyakit itu menjadi "mpox" untuk menghindari stigmatisasi dan reaksi rasis. PHEIC dicabut pada Mei 2023 setelah kasus menurun drastis, tetapi secara keseluruhan, hampir 100.000 orang di 116 negara telah terinfeksi hingga sejauh ini.

Penelitian telah menunjukkan bahwa virus yang menyebabkan wabah di seluruh dunia ini berasal dari Nigeria dan menyebar antarmanusia, dan tak terpantau setidaknya selama 2 tahun sebelum Otike-Obidi menerima keempat pasien pria tersebut.

Pada 2024, mpox mewabah di Republik Demokratik Kongo (DRC), tempat varian virus baru yang lebih mematikan baru-baru ini menyebar dengan cepat di kota pertambangan. Kemungkinan penularan terjadi pada pria yang mengunjungi pekerja seks perempuan.

Virus ini kemudian menyebar ke Goma, kota berpenduduk hampir 2 juta jiwa. Kasus lain terjadi pada Juli di Uganda, Burundi, Rwanda, dan Kenya, yang saling berdekatan. Pada tanggal 15 Agustus, Swedia melaporkan bahwa seseorang yang telah bepergian ke Afrika kembali dengan jenis virus terkait juga.

Wabah yang berkembang menyebabkan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan status PHEIC untuk kedua kalinya pada 14 Agustus. "Ini adalah sesuatu yang harus menjadi keprihatinan kita semua," kata Tedros. "Potensi penyebaran lebih lanjut di Afrika dan sekitarnya sangat mengkhawatirkan," imbuh dia.

Asal-usul Nama

Mpox mendapatkan nama aslinya setelah ditemukan pada monyet Asia yang ada di laboratorium Denmark pada 1958. Namun cacar monyet adalah istilah yang salah karena inang alami virus mpox, kerabat cacar, utamanya adalah hewan pengerat kecil penghuni hutan di Afrika, seperti tikus berkantung Gambia, tupai tali, dan tikus tanah, dan wabah ini dimulai saat orang bersentuhan dengan hewan-hewan ini.

Kasus manusia pertama yang pernah terdeteksi pada 1970 di DRC diderita oleh seorang anak laki-laki berusia 9 bulan dan hingga saat ini sebagian besar pasien adalah anak-anak.

"Bukti menunjukkan bahwa penyakit langka dan sporadis ini tidak mudah menular dan tampaknya bukan masalah kesehatan masyarakat," demikian pernyataan laporan WHO tentang kasus 1978.

Namun, mpox secara tidak sengaja diberi kesempatan untuk menyebar lebih luas. Pada 1980, WHO menyatakan bahwa cacar yang membunuh hingga 30 persen dari mereka yang terinfeksi telah diberantas.

Saat itu hanya ada 45 kasus mpox yang terdokumentasi, semuanya di Afrika barat dan tengah, dan laporan akhirnya mencatat, sekali lagi, bahwa virus tersebut tidak memiliki potensi penyebaran epidemi.

Antara 1981 dan 1986, program pengawasan agresif yang dipimpin WHO mengidentifikasi 338 orang yang terinfeksi di DRC oleh varian mpox "Cekungan Kongo" yang kemudian diganti namanya menjadi klade I pada 2022 untuk menghindari stigmatisasi terhadap wilayah tersebut.

Virus tersebut memiliki tingkat kematian 10 persen, berbeda dengan virus di Afrika barat yang kemudian disebut sebagai klade II, yang tingkat kematiannya diperkirakan sebesar 1 persen. Namun, wabah ini selalu mereda. Bahkan lonjakan yang mengejutkan pada 1996 yang berlangsung lebih dari 1 tahun dan mencakup 511 kasus yang, disebutkan bukan jadi alasan untuk khawatir, para peneliti menegaskan.

Wabah aneh lalu berjangkit di Amerika Serikat pada 2003 dan tampaknya mengkonfirmasi hal ini. Tujuh puluh dua orang di enam negara bagian terinfeksi oleh anjing padang rumput peliharaan yang ditempatkan bersama dengan hewan pengerat yang diimpor dari Ghana. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top