Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengolah Bahan Pangan Hewani Kaya Protein

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Selain sebagai sumber protein, bahan pangan hewani juga dikenal dengan rasanya yang gurih dan yummy di lidah.

Kandungan glutamat yang tinggi pada bahan pangan hewani sangat menggugah selera. Kandungan glutamat membuat sumber pangan hewani seperti daging-dagingan maupun ikan cenderung yummy secara alamiah.

Ditambah dengan aneka bumbu, membuat bahan pangan hewani tak hanya lezat tapi juga tinggi protein. Namun mengolah bahan pangan hewani juga harus tepat untuk menjaga kandungan proteinnya tetap tinggi.

Di pasaran, bahan pangan hewani dijumpai sebagai daging ayam, daging sapi, daging kambing ataupun ikan-ikan segar. Bahan pangan ini dikenal sebagai bahan makanan sumber protein tinggi. Selain sebagai sumber protein, bahan pangan hewani ini juga dikenal dengan rasanya yang gurih dan yummy di lidah.

"Sekitar 20 persen kandungan dari pangan hewani itu memang glutamat. Ini yang membuat bahan pangan hewani memang gurih di lidah," kata Hardinsyah, profesor bidang gizi dan juga ketua umum Pergizi, dalam acara peluncuran logo baru So Good, beberapa waktu lalu.

Selain kandungan glutamat dalam bahan pangan hewani yang membuatnya rasa asli yang gurih, menurut Hardinsyah bahan pangan hewani juga gampang di olah. "Bisa di goreng, di panggang, dibakar, ini yang membuat pangan hewani semakin terasa gurih dan lezat," tambah Hardinsyah.

Penambahan bumbu-bumbu seperti garam, gula maupun rempah-rempah seperti kunyit, jahe, daun jeruk dan lain sebagainya semakin memperkaya aroma dan rasa dari bahan pangan hewani. "Bumbu-bumbu juga menambahkan fungsi lain. Misalnya kunyit yang membuat lebih awet dan bumbu-bumbu ini membuat rasanya menjadi sangat kaya," kata Hardinsyah.

Agar mudah dicerna, bahan pangan hewani ini haruslah diolah terlebih dahulu. Di Indonesia, ada banyak olahan dari bahan pangan hewani yang lazim di masyarakat.

Masyarakat biasanya mengolah bahan pangan hewani dengan banyak teknik. Mulai dari digoreng, ditumis bersama bahan pangan lain, dipanggang, dibuat rendang, dan berbagai olahan lainnya.

"Yang penting harus diolah agar mudah dicerna oleh tubuh dan aman untuk dimakan," ujar Hardinsyah. Setidaknya ada dua hal pertimbangan mengapa bahan pangan hewani harus di olah terlebih dahulu.

Selain agar aman di makan, pengolahan makanan harus mudah diterima secara sensori. Yakni meliputi penampakan makanan seperti aroma, rasa serta tekstur bahan makanan.

Meskipun harus di olah terlebih dahulu, namun sebagai sumber pangan kaya protein, proses pemasakan pangan hewani juga harus dikontrol atau diperhatikan dengan baik. Sehingga tidak menyebabkan penurunan nilai gizi dari bahan pangan yang dimasak.

"Sebenarnya bukan hanya masalah di teknik memasaknya tapi lebih ke suhu yang digunakan," kata Hardinsyah. Pemanasan yang tinggi cenderung membuat kandungan protein dalam bahan makanan tersebut menjadi berkurang.

Sebuah studi yang dilakukan di university of Arkansas menunjukan, bahwa jumlah protein dalam makanan cenderung dipengaruhi oleh suhu. Memasak bahan pangan protein dengan suhu mencapai 70-80 derajat celcius, sudah cukup merusak kandungan protein.

"Tapi hati-hati juga, ketika bahan pangan hewani ini digoreng juga bisa meningkatkan jumlah lemak di dalam makanannya," kata Hardinsyah.

Untuk memaksimalkan kandungan gizi pada seporsi makan, tidak ada salahnya untuk mengkombinasikan bahan pangan protein dengan bahan pangan lain. Misalnya, potongan daging sapi yang ditumis bersama sayuran menjadi cah daging kacang buncis.

Olahan lain misalnya bisa juga diolah menjadi nuget ayam dengan tambahan sayuran dalam campurannya. Pilihan dengan dikukus atau di steam juga bisa menjaga untuk mempertahankan protein dalam pangan hewani. nik/E-6

Memilih Bahan Pangan Hewani yang Berkualitas

Bahan pangan protein hewani cukup melimpah ragamnya. Mulai dari aneka daging hingga ikan-ikanan. Bahkan kini juga banyak bahan pangan protein hewani dalam bentuk makanan kemasan. Lantas apa saja bahan pangan yang memiliki kandungan protein hewani berlimpah ?

  1. Daging sapi

Daging sapi menjadi salah satu sumber protein hewani yang kaya akan nutrisi. Saat memilih daging sapi, pastikan kesegarannya dengan warna daging yang merah segar. Tidak kebiruan. Selain itu fisik daging sapi juga cukup lunak dan berserat halus. Aroma daging natural yakni sesuai dengan aroma daging sapi.

  1. Daging ayam

Daging ayam menjadi salah satu sumber bahan pangan protein hewani yang paling familiar untuk di konsumsi. Selain lebih terjangkau, daging ayam juga mudah sekali diolah. Memastikan kesegaran daging ayam, sama dengan daging sapi. Yakni dari warna, aroma dan juga daging yang lembut.

  1. Memilih ikan

Sebagai negara kepulaun, ikan menjadi salah satu sumber protein hewani yang melimpah di Indonesia. Tapi anda harus memastikan kesegaran ikan sebelum mengolahnya. Ikan segar, biasanya bisa dilihat secara fisik dari warna dan juga tektur daging yang kenyal. Jika ikan segar di tekan dengan jari, maka tidak membentuk cekungan. Aroma ikan juga harus khas dan segar serta ingsan yang masih merah segar.

  1. Pangan hewani dalam kemasan Dalam perkembangannya, bahan pangan protein hewani juga bisa diolah menjadi pangan hewani kemasan. Seperti nugget, sosis dan lain sebagainya.

Untuk memastikan kualitas dari bahan pangan kemasan komersial ini yang harus diperhatikan adalah kemasan. Kemasan harus baik dan utuh serta disimpan pada suhu sesuai petunjuk.

Untuk memastikan kualitas lainnya adalah adanya jaminan dari lembaga-lembaga terkait seperti sertifikat halal dari MUI, kelayakan dari BPOM atau lembaga lainnya yang berwenang. nik/E-6

Olahan Daging untuk Sate dan Gulai

Salah satu menu daging yang lesat adalah olahan daging kambing yang dibuat Sate. Salah satu yang terkenal adalah sate hadori di Bandung, Jawa Barat.

Di menu sate hadori ini, potongan daging kambing yang disajikan ukurannya cukup tebal, namun saat digigit ternyata sangat empuk. Rupanya daging yang dipakai adalah daging paha bagian belakang dan hanya kambing yang berumur satu hingga satu setengah tahun.

Saat digigit tidak kering, masih ada air sehingga terkesan juicy. Daging dibakar sangat pas, tidak terlalu matang sehingga tidak kering dan mengeras. Hanya tukang sate profesional yang bisa melakukannya.

Sementara itu gajih yang dibakar bersama dengan potongan daging saat disjaikan akan nampak bening kekuningan. Saat digigit terasa lumer di mulur. Sungguh nikmat rasanya. Apalagi jika disantap dengan sambal kecap dan nasi panas yang mengepul.

Selain daging kambing, bagi yang tidak suka atau pantangan makan daging kambing, sate hadori juga menyediakan sate daging sapi dan sate daging ayam. Berbeda dengan kedai sate lainnya, daging sapi dan ayam yang disajikan juga ukurannya lebih besar. Sate ayam pun dibakar tidak sampai kering, tapi saat digigit dagingnya sudah sangat matang. Untuk menyantap sate ayam dan sate sapi juga menggunakan bumbu yang sama, bumbu kacang dan bumbu kecap pedas yang lezat.

Selain menyediakan sate, di kedai sate yang ada di jalan Stasion Timur Nomor 11-12 Bandung ini juga menyediakan sop atau gulai kambing dan sapi. Ada juga tongseng kambing dan sapi.

Gulai kambing yang disajikan lebih banyak berisi potongan daging jeroan dengan tulangnya yang besar-besar. Namun ada kenikmatan tersendiri saat menyantap gulainya. Ternyata tulang yang besar itu berisi sumsum, gurih dan kenyal saat di sruput.

Sementara jeroan yang dicampurkan antara lain potongan usus, hati, dan jantung. Saat dikunyah juga rasanya lembut, tidak keras. Karena daging jeroan ini sudah direbus cukup lama sehingga lunak untuk digigit.

Sate akan terasa lebih nikmat jika disantap bersama gulai, tongseng, sup sum-sum kambing ataupun sop kambing. Sate Hadorei buka mulai pukul 09.00 hingga pukul 02.00. Kenikmatan sate hadori sangat pas dinikmati saat makan siang, atau malam hari untuk sekedar menghangatkan diri dari dinginnya malam kota Bandung. tgh/E-6

Komentar

Komentar
()

Top