Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Mlaku-mlaku Nang Tunjungan

Menghidupkan Kembali Pusat Perdagangan Kota Pahlawan

Foto : koran jakarta/selo cahyo Basuki

Sepanjang Jalan Tunjungan Surabaya yang dipenuhi pedagang dengan berbagai jenis kuliner dalam rangka memeriahkan acara Mlaku-mlaku Nang Tunjungan. Acara tersebut diselenggarakan untuk mengembalikan kejayaan Jalan Tunjungan sebagai pusa perdagangan di Kota Pahlawan.

A   A   A   Pengaturan Font



Pada 1930-an didirikan komplek pertokoan utama di Surabaya, dengan gaya arsitektur modern. Letaknya di persimpangan Jalan Tunjungan dan Jalan Embong Malang, yakni Toko Nam. Bangunan itu menduduki lahan bekas toko penjual mobil, namun gedung toko ini telah diruntuhkan sekitar 1990-an, dan kini berubah menjadi pertokoan modern, Plasa Tunjungan.

Di sepanjang Jalan Tunjungan terdapat berbagai macam toko dan restoran. Salah satunya yang terkenal adalah restoran "Hellendorn" yang dirancang Van Oyen. Sementara bangunan terkenal lainnya adalah gedung Toko Siola, yang kini menjadi pusat layanan Pemkot Surabaya, dan museum. Sebelumnya, tempat itu merupakan toko serba ada bernama "Whiteaway".



Tunjungan juga memiliki ikatan erat dengan sejarah pertempuran 10 November Surabaya. Persimpangan Jalan Tunjungan dan Jalan Praban merupakan lokasi "Pertempuran Siola", yang merupakan bagian dari perang 10 November.

Sementara Hotel Majapahit yang awalnya bernama Hotel Yamato, adalah lokasi terjadinya "Insiden Hotel Yamato". Insiden perobekanbendera Belandaoleh sekelompok pemuda Surabaya itu terjadi 19 September1945.

Mengingat arti penting sejarah Jalan Tunjungan, beberapa tahun lalu
Pemkot Surabaya melakukan restorasi Tunjungan Heritage dengan membentuk tim cagar budaya.

Tim terdiri dari para ahli sejarah, arkeolog, dan praktisi heritage itu mengawal restorasi Jalan Tunjungan menjadi destinasi wisata cagar budaya Surabaya. Jalan sepanjang 1 kilometer itu kini berhasil disulap menjadi kawasan cagar budaya, dengan mempertahankan dan merestorasi tampilan bangunan depan yang ada sesuai dengan kondisi aslinya.

SB/R-1

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top