Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengerikan! Tanah Longsor Dahsyat Tewaskan 150 orang dan Diperkirakan Akan Terus Bertambah

Foto : AFP

Korban Meninggal Akibat Badai Megi

A   A   A   Pengaturan Font

Korban tewas akibat badai tropis Megi yang terkuat melanda Filipina tahun ini naik menjadi 150 pada Kamis (14/4), dengan banyak orang hilang dan dikhawatirkan tewas seperti yang dilaporkan AFP.

"Saya harus jujur, kami tidak lagi mengharapkan korban selamat," kata Walikota Abuyog Lemuel Traya kepada AFP, seraya menambahkan bahwa personel darurat sekarang fokus pada tugas yang sulit untuk mengambil mayat.

AFP juga melaporkan sebanyak 250 orang kini berada di pusat-pusat evakuasi setelah diselamatkan dengan perahu, lantaran jalan-jalan terputus oleh longsor.

Kota Baybay juga terguncang setelah gelombang tanah basah menghantam pemukiman pertanian selama akhir pekan, menewaskan sedikitnya 48 orang dan melukai lebih dari 100, kata pihak berwenang setempat. Dua puluh tujuh masih dilaporkan hilang.

Foto udara menunjukkan hamparan lumpur yang luas menyapu bukit pohon kelapa dan menelan pemukiman warga.

"Kami diberitahu untuk waspada karena badai akan datang, tetapi mereka tidak secara langsung memberi tahu kami bahwa kami perlu mengungsi," kata buruh tani Bunga Loderica Portarcos (47).

Portarcos mengaku telah kehilangan 17 kerabat dan seorang teman dalam bencana tanah longsor dahsyat tersebut.

"Kerabat kami yang meninggal semuanya ada di kamar mayat, tetapi tidak akan ada waktu untuk bangun untuk meratapi mereka karena walikota memberi tahu kami bahwa mereka berbau busuk," katanya.

Korban lainnya, Ara Mae Canuto (22) mengaku sempat mendengar suara gemuruh seperti "helikopter" memperingatkan tentang tanah longsor yang meluncur menuju rumah keluarganya di Pilar.

Namun, Canuto tidak mampu menghindar dari sapuan tanah longsor yang berhasil menenggelamkan dirinya.

"Saya menelan kotoran, dan telinga serta hidung saya penuh lumpur," kata Canuto kepada AFP melalui telepon dari ranjang rumah sakitnya. Ayahnya meninggal, dan ibunya belum ditemukan.

AFP melaporkan Wilayah rawan bencana di Filipina secara teratur dirusak oleh badai dan diprediksi akan lebih kuat saat dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top