Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengerikan! Soal Dugaan Pembantaian yang Dilakukan Pasukan Moskow di Bucha Ukraina, Inggris akan Serukan Sanksi Baru Ini bagi Rusia

Foto : The New York Times

Jenazah warga Ukraina di wilayah Bucha

A   A   A   Pengaturan Font

Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Liz Truss mengungkapkan negaranya menyerukan kepada dunia untuk menambah sanksi ekonominya terhadap Rusia. Ini seiring penemuan ratusan jenazah warga Ukraina di wilayah Bucha yang dicurigai dilakukan oleh pasukan Rusia.

Truss juga berjanji, seruan penambahan sanksi tersebut akan dibawa dalam forum G7 dan NATO di Brussel pada akhir pekan ini. Bahkan, ia juga menjanjikan dana sebesar 10 juta poundsterling atau sekitar Rp200 miliar untuk mendukung organisasi yang menyuarakan kekerasan seksual tentara Rusia di Ukraina.

"Putin (Presiden Rusia) belum menunjukkan bahwa dia serius tentang diplomasi. Pendekatan keras dari Inggris dan sekutu kami sangat penting untuk memperkuat tangan Ukraina dalam negosiasi," kata Truss dikutip dari CNN International, Selasa (5/4).

"Kami akan berbuat lebih banyak untuk meningkatkan tekanan pada Rusia dan kami akan terus mendorong yang lain untuk berbuat lebih banyak," lanjutnya.

Selain Inggris, Jerman juga menjadi salah satu negara yang mendesak untuk tambahan sanksi kepada Rusia. Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck juga mendorong sanksi lanjutan terhadap Rusia dengan merencanakan 'paket sanksi besar kelima' yang akan diberlakukan pekan ini.

"Saya sepenuhnya yakin, kami secara substansial dapat melangkah lebih jauh," ujar Robert dalam konferensi pers di Berlin.

"Kami telah melihat seberapa efektif sanksi itu dan kami juga melihat pengelakan. Kami telah melihat di mana kami dapat melarang barang-barang teknis dan dengan demikian terus membuat tidak stabil dan melemahkan ekonomi Rusia," tambahnya.

Sebelumnya, desakan penambahan sanksi terhadap Rusia kembali dilontarkan usai penemuan ratusan jenazah warga Ukraina di wilayah Bucha. Jenazah itu diduga korban pembantaian pasukan Rusia yang sebelumnya menduduki wilayah itu.

Namun, Rusia menolak tuduhan tersebut. Menurut pemerintah Rusia, hal tersebut merupakan ulah Ukraina dan media Barat terkait tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa kota tersebut sebelumnya telah dibombardir selama 24 jam terus menerus oleh pasukan Kyiv.

Sebagai informasi, Rusia mulai melancarkan invasinya terhadap Ukraina sejak 24 Februari lalu. Artinya, serangan yang digencarkan Rusia ke Ukraina sudah memasuki waktu sebulan lebih. Serangan tersebut dilakukan seiring niatan Ukraina yang awalnya ingin bergabung dengan NATO, di mana hal tersebut dinilai sebagai ancaman bagi Rusia.

Beberapa perundingan perdamaian juga telah dilakukan antar kedua negara. Meski begitu, kedua negara belum berhasil menemukan titik terang menuju perdamaian.

Kabar terbaru, perundingan Rusia-Ukraina mulai menunjukkan perkembangan ke arah yang positif saat di Istanbul, Turki pada awal pekan lalu.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top