Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kulifest 2017

Mengenalkan Budaya Adiluhung pada Generasi Muda

Foto : istimewa

Kulon Progo, salah satu kabupaten di Provinsi Yogyakarta, yang ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Festival Kampoeng Nusantara Kulifest 2017, membuktikan diri dengan menyuguhkan beragam seni budaya tradisional, baik dari dalam maupun dari luar negeri, dalam even tersebut. Penyelenggaraan Kulifest 2017 tersebut bertujuan mengenalkan kembali nilai budaya adiluhung kepada generasi muda.

A   A   A   Pengaturan Font

Festival Kampoeng Nusantara Kulifest 2017 yang akan dilaksanakan di Bendung Khayangan, Desa Pendoworejo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menyuguhkan seni tradisional dalam negeri, luar negeri, dan seni modern.

Donny Moeladi, penyelenggara Kulifest 2017 mengatakan Festival Kampoeng Nusantara Kulifast 2017, mengatakan penyelenggaraan even tersebut dimaksud untuk mengenalkan kembali nilai-nilai budaya adiluhung kepada generasi muda.

"Untuk itu kami butuh seniman kekinian sebagai media yang dapat menyampaikan pesan tersebut," ungkapnya di Jakarta, pekan lalu.

Acara ini diprakasai oleh penari Didik Nini Thowok sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya asli Indonesia. Oleh sebab itu festival yang diselenggarakan tiga hari mulai 24-26 November 2017 tersebut menyajikan penampil dari tim kesenian tradisional seperti Gending Sriwijaya, Anak Agung Serame Semadi, Joko Mursito, dan lainnya.

Tak hanya dari Indonesia, kesenian tradisional juga diisi oleh seniman dari luar negeri seperti Shundu Raj, Pooja Bhatnagar dari India, Akira Matsui dari Jepang dan lainnya.

Sementara itu musisi masa kini yang ikut serta antara lain Andien, Mata Jiwa, Gugun Blueshelter, Mondo Gascoro, dan lainnya. "Kami memilih seniman masa kini yang peduli untuk mengembalikan identitas bangsa, selain itu para musisi muda ini juga dapat bertemu langsung dengan para maestro sambil menikmati alam Kulonprogo," kata dia.

Festival yang digelar tempat seluas tiga hektare tersebut memiliki tiga panggung, satu panggung kesenian tradisional, satu panggung utama dan satu panggung yang berada di tepi sungai.

"Panggung kesenian tradisional itu nanti digunakan oleh Didik Nini Thowok untuk menari, panggung utama akan digunakan musisi seperti Gugun, dan di tepi sungai nanti diisi oleh Mata Jiwa. Jadi setia panggung memiliki kesan yang berbeda," kata dia.

Selain menyuguhkan seni, festival ini memberikan kesempatan pengunjungnya untuk menikmati alam sambil berkemah, bertani dan masak dengan bahan holtikultura.

Acara tersebut dapat menampung 1.000 pengunjung, tetapi hanya 500 penonton yang dapat menikmati kemah di dekat festival.

"Sisanya bisa menginap di Yogya, kami akan bekerja sama dengan beberapa hotel di Yogyakarta dan kami juga siapkan bus yang mengantar ke tempat festival," kata dia.

Untuk mengangkat kebudayaan masyarakat setempat atau kearifan lokal, Yogyakarta menyelenggarakan even Kampoeng Nusantara. Donny Moeladi selaku penyelenggaran acara menambahkan, festival yang

tersebut memiliki tiga panggung, satu panggung kesenian tradisional, satu panggung utama dan satu panggung yang berada di tepi sungai.

"Panggung kesenian tradisional itu nanti digunakan oleh Didik Nini Thowok untuk menari, panggung utama akan digunakan musisi seperti Gugun, dan di tepi sungai nanti diisi oleh Mata Jiwa. Jadi setiap panggung memiliki kesan yang berbeda," ungkapnya. pur/R-1

Hadirkan Kearifan Lokal

Pada kesempatan berbeda, Summarecon Mal Serpong (SMS) kembali menggelar event tahunan Festival Kuliner Serpong (FKS). Acara ini berlangsung satu bulan penuh, 10 Agustus hingga 10 September 2017.

Tahun ini FKS mengusung tema membedah ragam cita rasa Jawa Barat. FKS 2017 juga menghadirkan atmosfer Bumi Pasundan dengan gerai-gerai penganan yang didesain khusus rumah tradisional, seperti Saung Julang Ngapak dan Saung Adat Kampung Ciamis. Sentuhan alat musik angklung yang melantunkan lagu Manuk Dadali semakin menambah cita rasa Sunda dalam FKS 2017. Acara ini dimeriahkan artis senior asal Jawa Barat Dewi Yull, Hedi Yunus, serta mojang Bandung.

Kuliner yang disajikan sangat beragam, seperti Kupat Tahu, Cireng Cipaganti, Nasi Jamblang Mang Dul, Batagor Riri, Liwetan Purwakarta, dan Bakso Plekenut Cirebon.

Willy Effendy, Center Director SMS mengatakan, pihaknya senantiasa memerhatikan, menjaga, serta melestarikan lingkugan sekitar. Ini sesuai misi Summarecon dalam mengembangkan kawasan atau daerah tertentu, tak terkecuali kawasan bisnis.

"SMS bekerja sama dengan managemen Summarecon Serpong dan Yayasan Buddha Tzu Chi yang turut andil dalam mengolah sampah daur ulang yang dihasilkan, seperti mengumpulkan sampah botol plastik. Nantinya botol plastik akan diolah lebih lanjut di depo pengolahan sampah plastik. Jadi lingkungan tetap terjaga kebersihannya," paparnya. pur/R-1

Angkringan Tunjungan

Sebanyak 107 pelaku UKM dan 5 hotel turut meramaikan festival atau pameran kuliner di Jalan Tunjungan Surabaya bertajuk Kuliner Angkringan Tunjungan, pekan lalu. Dalam acara tersebut Pemkot Surabaya menyajikan berbagai macam makanan tradisional bagi warga Surabaya dan tamu luar negeri.

"Masing-masing peserta terdiri dari 20 pelaku UKM Pahlawan Ekonomi, Dekranasda binaan DP5A sebanyak 16 UKM, 8 UKM Dinas Koperasi, 16 UKM Dinas Perdagangan, 4 UKM DollyUKM, 17 UKM sekitar Tunjungan dan 26 UKM kuliner yang sudah dikenal di Surabaya seperti Lontong Balap Cak Gendut, Rawon Setan, Tahu Campur Pandegiling," urai Widodo Suryantoro, Kadisbudpar Kota Surabaya.

Konsep acara ini, lanjutnya, sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika tahun lalu berbagai macam kuliner ikut menyemarakkan, di tahun ini hanya food traditional Surabaya yang menyemarakkan warisan kuliner Surabaya kepada tamu luar negeri, khususnya peserta festival layang-layang dan peserta Indonesia Chanel (Ichan). Selain itu, suguhan makanan tahun ini dikemas dalam bentuk angkringan.

"Cara ini dilakukan supaya tamu luar negeri bisa bercerita sekaligus mempromosikan lebih luas ke negara masing-masing bahwa di Surabaya ada banyak kuliner dan wisata lain yang bisa dikunjungi," ungkap Widodo.

Dampak positif bagi pelaku UKM dalam acara Kuliner Angkringan Tunjungan ini, menurut Widodo memberi banyak manfaat bagi pelaku UKM. "Tentu yang paling utama meningkatkan pendapatan bagi 120 pelaku UKM yang memeriahkan festival traditional food Surabaya ini," imbuhnya.

Tidak hanya suguhan kuliner, warga Surabaya juga akan dihibur penampilan dari kelompok pemusik jalanan Bonbin, kelompok pemusik jalanan Kala Biru, kelompok musik jalanan Alang-Alang Band Tamarawings dan Keroncong Liwet. pur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top