Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengenal Robert Oppenheimer Si Jenius Penemu Bom Atom

Foto : The Conversation/Wikipedia

Robert Oppenheimer dan rokok khasnya.

A   A   A   Pengaturan Font

Dua tahun kemudian, ia menyelesaikan gelar PhD dalam bidang fisika di salah satu institusi terkemuka untuk fisika teoretis, University of Göttingen, Jerman. Saat itu ia berusia 23 tahun dan sangat antusias hingga mengasingkan diri dari orang lain.

Sepanjang hidupnya, Oppenheimer akan dinilai sebagai sosok yang suka menyendiri atau seseorang narsisis yang gelisah. Apa pun kontradiksinya sebagai individu, keeksentrikannya tidak membatasi pencapaian ilmiahnya.

Sebelum pecahnya perang dunia kedua, Oppenheimer bekerja di Universitas California, Berkeley, dan Institut Teknologi California. Penelitiannya terkonsentrasi pada astronomi teoretis, fisika nuklir, dan teori medan kuantum.

Meskipun ia mengaku tidak tertarik dengan politik, Oppenheimer secara terbuka mendukung ide-ide progresif secara sosial. Dia prihatin dengan munculnya antisemitisme dan fasisme. Pasangannya, Kitty Puening, adalah seorang radikal kiri dan lingkaran sosial mereka termasuk anggota dan aktivis Partai Komunis. Kelak, pergaulan ini akan menandai dia sebagai simpatisan komunis.

Sebagai seorang peneliti, Oppenheimer menerbitkan dan mengawasi generasi baru mahasiswa doktoral. Salah satunya adalah Willis Lamb, yang pada 1955 dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang fisika. Hadiah Nobel gagal diraih Oppenheimer sebanyak tiga kali.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top