![Mengenal Jeanne Francoise, Peneliti Defense Heritage Balitbang Kemhan](https://koran-jakarta.com/images/article/phpofvvvi_resized.jpg)
Mengenal Jeanne Francoise, Peneliti Defense Heritage Balitbang Kemhan
![Mengenal Jeanne Francoise, Peneliti Defense Heritage Balitbang Kemhan](https://koran-jakarta.com/images/article/phpofvvvi_resized.jpg)
Jeanne Francoise, peneliti Balitbang Kemhan saat berkunjung ke Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang dalam rangka penelitian defense heritage.
Padahal, kata dia, kementerian pertahanan mestinya punya data peninggalan bersejarah. Bahkan mesti ikut melakukan eskavasi lapangan bersama para arkeeolog.
Dia memberi contoh yang dilakukan para tentara di BAAC, Inggris. Mengenai masuknya ia sebagai peneliti di Balitbang Kemhan, Jeanne bercerita, ia mulai jadi peneliti di badan penelitian di bawah naungan Kemenhan sejak Januari 2020.
Oleh Balitbang Kemhan, ia dipercaya untuk melakukan penelitian revitalisasi benda cagar budaya bernilai pertahanan atau defense heritage di Jakarta, Ambon, Palembang, dan Manado. Bersama dengan Ketua Tim Peneliti Balitbang Kemhan, Gerald Theodorus Lumban Toruan, ia sudah mengunjungi cagar-cagar budaya yang jadi bahan penelitiannya.
"Ide awal defense heritage datangnya dari saya dan saya beruntung bisa sekelas S3 Unhan dengan pak Gerald Theodorus, PNS Peneliti Balitbang Kemhan. Beliau tertarik dengan disertasi saya tersebut dan menjadikan defense heritage sebagai penelitian Balitbang Kemhan, kemudian mengajak saya sebagai anggota tim penelitian," tutur Jeanne.
Menurut Jeanne, Indonesia kaya dengan cagar budaya bernilai pertahanan atau defense heritage. Sebab negara adalah negara yang pernah dijajah negara lain. Artinya, ada banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang bernilai pertahanan, seperti benteng pertahanan, tempat bersejarah, museum, ataupun monumen.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya