Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengenal Diet Flexitarian, Pola Makan Sehat bagi Pecinta Daging

Foto : Ilustrasi

Istimewa

A   A   A   Pengaturan Font

Kesadaran hidup sehat yang meningkat memicu munculnya gaya hidup dan pola makan naik daun salah satunya diet flexitarian. Adapun diet flextarian disebut sebagai salah satu cara paling efektif untuk menurunkan berat badan.

Menggabungkan kata "fleksibel" dan "vegetarian", diet ini dinilai cocok untuk para pemula dan pecinta daging. Sebab, diet flexitarian memiliki pola makan yang mirip dengan vegetarian, namun masih mengonsumsi makanan hewani.

Diet flexitarian adalah pendekatan yang fleksibel untuk mengonsumsi makanan yang terutama berbasis nabati, tetapi juga mencakup konsumsi produk hewani sesekali. Para flexitarian juga mengonsumsi produk hewani sehingga mereka tidak dianggap sebagai vegetarian atau vegan, tetapi mereka lebih fokus pada makanan nabati, jadi mereka juga tidak sepenuhnya non-vegetarian.

"Diet ini tidak memiliki aturan yang jelas atau jumlah kalori atau makronutrisi yang direkomendasikan. Oleh karena itu, diet ini lebih merupakan perubahan gaya hidup daripada diet ketat," kata ahli gizi, Meghana Pasi, dikutip dari Health Shots, Rabu (10/5).

Diet flexitarian bukanlah diet vegetarian atau vegan yang ketat. Diet ini memperbolehkan beberapa produk hewani dalam jumlah sedang, seperti ikan, unggas, telur, dan produk susu.

Namun, penekanannya adalah mengurangi konsumsi daging dan meningkatkan makanan nabati. Rasio yang disarankan adalah 80 persen nabati dan 20 persen produk hewani.

Diet flexitarian terutama berbasis nabati, dengan fokus pada makanan utuh dan padat nutrisi. Ini berarti diet ini kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, polong-polongan, kacang-kacangan dan biji-bijian. Penekanannya adalah pada makan makanan asli, bukan makanan kemasan yang diproses.

Pasi menjelaskan, program ini didasarkan pada prinsip-prinsip, seperti mengonsumsi makanan sebagian besar buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian, rempah-rempah dan bumbu. Kemudian, mengonsumsi daging dan produk hewani sesekali, sebaiknya daging dan ikan tanpa lemak.

Berikutnya, fokus pada protein nabati seperti kedelai, kacang-kacangan, quinoa, daripada protein hewani, mengonsumsi lebih banyak makanan alami dan mengurangi makanan olahan, serta batasi penggunaan gula rafinasi dan makanan manis.

Manfaat Kesehatan Diet Flexitarian

Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Pola makan vegetarian menyediakan lebih banyak nutrisi daripada pola makan non-vegetarian. Selain itu, pola makan ini juga memprioritaskan produk alami dan membantu mengurangi konsumsi makanan kemasan yang tinggi garam, gula, dan lemak.

"Buah-buahan dan sayuran serta kacang-kacangan kaya akan vitamin dan antioksidan yang membantu menurunkan peradangan dan mengurangi kerusakan akibat radikal bebas," kata Dr Pasi.

Menurunkan Risiko Penyakit Kronis

Diet flexitarian kaya akan nutrisi, serat, dan antioksidan, yang dapat membantu menurunkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Penelitian telah menunjukkan bahwa pola makan nabati dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar kolesterol, dan meningkatkan sensitivitas insulin.

Penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa vegetarian dan pemakan ikan memiliki tingkat penyakit jantung yang lebih rendah daripada pemakan daging.Pasi percaya bahwa hal ini kemungkinan besar karena makanan nabati kaya akan serat, mineral, vitamin, dan antioksidan.

Mengontrol Berat Badan

Buah-buahan dan sayuran rendah kalori namun tinggi serat, yang membantu merasa kenyang dan puas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengikuti pola makan nabati dapat menurunkan berat badan lebih banyak daripada pemakan daging.

Hal ini sebagian juga disebabkan karena para pelaku diet fleksibel sering membatasi makanan berkalori tinggi dan makanan yang diproses. Selain itu, makanan nabati biasanya lebih mengenyangkan daripada produk hewani, yang dapat membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.

Mengurangi Dampak Lingkungan

Mengonsumsi makanan nabati dapat memberikan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan makanan yang mengandung banyak daging.

"Makanan nabati membutuhkan lebih sedikit sumber daya untuk diproduksi, seperti air dan tanah, dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih sedikit dibandingkan makanan hewani," kata Pasi.

Lebih banyak konsumsi makanan nabati akan meningkatkan permintaan untuk menanam lebih banyak buah dan sayuran untuk manusia, bukan untuk pakan ternak. Menanam buah dan sayuran membutuhkan sumber daya yang jauh lebih sedikit daripada memelihara hewan untuk dimakan.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top