Mengenal Aerophobia, Ini Solusi Pengobatan bagi Penderitanya Menurut IDI Kabupaten Karanganyar
Foto: iStockphoto/Nansan HounBagi sebagian masyarakat Indonesia, mungkin belum pernah mendengar istilah medis terhadap gangguan kesehatan terutama ketakutan akan bepergian jauh menggunakan pesawat. Hal ini disebut dengan Aerophobia. Gejala yang umum terjadi meliputi mual, gemetar, serangan panik, dan perasaan cemas yang intens, baik sebelum maupun selama penerbangan.
IDI Kabupaten Karanganyar idikabkaranganyar.org menjelaskan bahwa Aerophobia adalah ketakutan yang berlebihan atau tidak rasional terhadap penerbangan, khususnya saat berada di pesawat terbang. IDI Kabupaten Karangnyar sedang melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyebab Aerophobia serta metode pengobatan yang tepat untuk penderitanya.
IDI Kabupaten Karanganyar berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan mendukung pengembangan profesionalisme dokter di daerah tersebut. Bagi Anda yang ingin mendapatkan konsultasi kesehatan gratis, dapat menghubungi organisasi IDI di daerah terdekat.
IDI yang merupakan organisasi sekaligus wadah profesi bagi para dokter di Indonesia didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI Kabupaten Karanganyar adalah organisasi profesi yang mewakili para dokter di wilayah Karanganyar, Jawa Tengah. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kabupaten Karanganyar saat ini adalah dr. Sutiyono, SpOG. Ia baru saja terpilih kembali untuk masa jabatan yang baru dalam Musyawarah Cabang (Muscab) yang diadakan di Aula RSUD Karanganyar.
Beberapa penyebab utama seseorang menderita aerophobia meliputi:
1. Pengalaman traumatis
Seseorang yang mengalami kejadian buruk saat penerbangan, seperti kecelakaan pesawat atau turbulensi yang ekstrem, cenderung mengembangkan fobia ini. Bahkan, menyaksikan berita tentang kecelakaan pesawat dapat memicu rasa takut yang mendalam.
2. Faktor keluarga dan lingkungan
Memiliki anggota keluarga yang juga mengalami aerophobia dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan ketakutan serupa. Pengaruh orang tua atau teman yang memiliki ketakutan terhadap penerbangan juga dapat berkontribusi.
3. Perasaan tidak memiliki kendali pada diri
Banyak orang merasa cemas karena tidak memiliki kontrol atas situasi saat terbang, termasuk cuaca dan keadaan pesawat. Ketidakpastian ini dapat meningkatkan kecemasan dan ketakutan secara berlebihan.
4. Kondisi psikologis lainnya
Penderita aerophobia seringkali memiliki fobia lain seperti takut ketinggian atau takut ruang sempit. Ketidakstabilan emosional atau stres yang tinggi juga dapat memperburuk kondisi ini.
Apa saja obat yang dapat mengurangi gejala aerophobia?
IDI Kabupaten Karanganyar juga menjelaskan bahwa gejala Aerophobia dapat diobati dengan berbagai obat yang bisa dikonsumsi sehingga membuat penderitanya menjadi lebih tenang. Untuk mengurangi gejala aerophobia, Berikut adalah beberapa obat yang umum digunakan meliputi:
1. Obat Benzodiazepine
Obat ini sering digunakan untuk mengatasi kecemasan dan dapat membantu meredakan gejala yang muncul sebelum dan selama penerbangan. Contoh benzodiazepine yang mungkin diresepkan seperti Alprazolam dan Diazepam. Obat-obatan ini bekerja dengan menenangkan sistem saraf pusat, sehingga dapat mengurangi rasa cemas dan panik.
2. Obat Antiemetik
Beberapa obat untuk mual juga dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala fisik seperti mual yang mungkin dialami saat penerbangan.
3. Obat Anti Depresan
Obat Anti Depresan seperti fluoxetine. Fluoxetine adalah obat untuk mengatasi depresi, gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan disforik pramenstruasi, bulimia, atau serangan panik. Obat yang tersedia dalam bentuk tablet ini hanya bisa dikonsumsi atas saran dari dokter.
Penting untuk dicatat bahwa semua pengobatan harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Dokter dapat memberikan pengobatan yang paling sesuai berdasarkan kondisi individu pasien.
(IKN)
Redaktur: redaktur_iklan
Penulis: Redaktur_iklan
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Perluas Pasar, Produk Halal RI Unjuk Gigi di Istanbul
- 3 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
- 4 Jika Rendang Diakui UNESCO, Pemerintah Perlu Buat "Masterplan"
- 5 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan