Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengembalikan Senyum Islam Indonesia

A   A   A   Pengaturan Font

Teori-teori tentang generasi milenial sangat banyak diulas oleh kalangan peneliti dan ilmuan, beberapa diantaranya diulas dalam buku karangan William Strauss dan Neil Howe, yakni Millenial Rising: The Great Next Generation (2000). Selain itu, ada nama Shelina Zahra Janmohammed yang menulis buku Generation M: Young Muslims Changing the World (2016). Mereka menjelaskan bahwa generasi milenial adalah mereka yang lahir pada tahun 1882-2002.

Di Indonesia, pertumbuhan generasi milenial masuk sebagai salah satu generasi yang terbesar, yakni sekitar 50 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Dengan jumlah tersebut, bukan sesuatu yang mustahil jika dalam beberapa tahun kedepan generasi milenial memiliki peran yang sangat strategis bagi keberlanjutan bangsa ini. Khususnya generasi milenial dikalangan Muslim, yang hari ini menjadi harapan untuk menunjukkan wajah tersenyum Islam Indonesia yang telah hilang karena situasi sosial-politik yang selalu menyajikan narasi kebencian sebagai jalan untuk mencapai suatu tujuan.

Kehadiran buku Muslim Milenial tentunya menjadi pencerah bagi umat Islam di Indonesia, yang hari sedang dijerat berbagi masalah. Buku Muslim Milenial banyak bercerita tentang peran penting Muslim Milenial Indonesia dalam menekan narasi kebencian yang banyak meraja lela dengan berbagai macam ekspresi, seperti ujaran-ujaran, argumentasi, komentar-komentar yang bersifat visual dan verbal. Di dalam buku ini dijelaskan bahwa Muslim Milenial Indonesia bisa menghadirkan narasi tandingan melalui viralisasi kebajikan dengan menggunakan medsos sebagai media utama.

Karena banyak narasi kebencian saat ini hadir di medsos seperti Instagram, You Tube, Facebook, Twitter dan Whatsapp. Menghadirkan narasi tandingan inilah yang sekaligus menjadi tujuan utama terbitnya buku ini, tentunya sebagai inspirasi bagi generasi muda agar tidak salah dalam menggunakan medsos dan lebih banyak menyuarakan perdamaian. Langkah ini juga menjadi upaya bagi Muslim Milenial untuk menghadirkan kembali wajah Islam di Indonesia, yaitu Islam dengan wajah tersenyum.

Hal ini juga sekaligus menjawab pertanyaan Martin van Bruinessen yang dipaparkan dalam pendahuluan buku ini, yang mana dia dalam paper-nya menyampaikan keresahan yang sangat mendalam terhadap Muslim Indonesia yang tidak lagi menunjukkan wajah yang tersenyum dan identik dengan gerakan kemanusiaan. Sebaliknya, bagi Martin Muslim Indonesia hari ini terlihat lebih politis dan partisan. Sehingga dia memunculkan pertanyaan apa yang terjadi dengan wajah Muslim Indonesia yang tersenyum itu?
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top