Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 16 Sep 2022, 17:19 WIB

Mengejutkan, Penyebab Resmi Kematian Ratu Elizabeth II Terancam Tak Akan Pernah Diketahui Publik

Ratu Elizabeth II.

Foto: Istimewa

Penyebab resmi kematian mendiang Ratu Elizabeth II mungkin tidak akan pernah terungkap ke publik, karena Istana Buckingham memilih terkait keadaan yang memicu kematian sang Ratu dan hanya mengumumkan bahwa wanita berusia 96 tahun itu telah "meninggal dengan damai" di Kastil Balmoral tercinta di Skotlandia. Tanpa memberikan rincian lebih spesifik.

Beberapa jam sebelum kematiannya, Istana Buckingham mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa dokter pribadi "khawatir" untuk kesehatan Ratu Elizabeth II dan "merekomendasikannya untuk tetap di bawah pengawasan medis".

Sementara keadaan yang tepat di sekitar kematian Ratu telah dirahasiakan, para ahli medis mengatakan bahwa masalah kesehatan yang menyebabkan kepulangan sang Ratu mungkin dipicu sindrom geriatri, yakni sekumpulan masalah kesehatan yang sering ditemukan pada seseorang dengan usia lanjut.

Berbicara kepada News Corp, para ahli medis mengemukakan kematian Ratu Elizabeth II kemungkinan akan menjadi "kasus khas" pada Indeks Kerentanan NHS Inggris, yaitu skala yang digunakan untuk melacak dan memantau gejala seperti peningkatan imobilitas, jatuh, dan penurunan berat badan pada orang berusia 65 tahun ke atas yang mungkin hidup dengan berbagai tingkat kelemahan.

Kelrentanan sendiri digambarkan NHS sebagai ekadaan di mana "tubuh kita secara bertahap kehilangan kekuatan bawaannya, membuat kita rentan terhadap perubahan kesehatan yang dramatis dan tiba-tiba yang dipicu oleh peristiwa yang tampaknya kecil seperti infeksi kecil atau perubahan dalam pengobatan atau lingkungan".

Mengutip News Corp, Ratu diketahui telah memenuhi lima dari tujuh kriteria yang akan mengklasifikasikannya sebagai lemah. Ini termasuk bahwa dia berusia di atas 85 tahun, memiliki masalah kesehatan yang berkelanjutan, membutuhkan bantuan rutin, telah dipaksa untuk membatalkan kegiatan dan menggunakan tongkat.

Pakar medis juga mengatakan kondisi Ratu bisa juga termasuk kasus "sindrom geriatri," di mana campuran gejala, "bukan satu penyakit tertentu", adalah penyebab kematian.

Sementara pada kesempatan berbeda, dokter umum GP Ginni Mansberg mengatakan Ratu juga bisa meninggal karena stroke dan serangan jantung. Pasalnya menurut Mansberg, di balik demensia, kedua kondisi tersebut adalah pembunuh wanita terbesar kedua dan ketiga.

"Dia kehilangan berat badan, dia berjalan dengan tongkat," katanya.

"Seiring bertambahnya usia, Anda semakin lemah, Anda tidak memiliki kekuatan otot yang banyak, Anda tidak memiliki banyak energi (…) Melakukan berbagai tugas yang harus dia lakukan akan melelahkan," jelasnya kepada Weekend Sunrise.

Dalam salah satu acara resmi terakhir yang berlangsung dua hari sebelum kematiannya, Ratu Elizabeth II diketahui memiliki memar ungu di tangan kanannya saat bertemu dengan Perdana Menteri baru Inggris Liz Truss.

Dokter Deb Cohen-Jones mengatakan kehadiran memar itu bisa menjadi tanda sang Ratu menderita penyakit pembuluh darah perifer.

"Ini adalah gangguan sirkulasi darah yang menyebabkan pembuluh darah di luar jantung dan otak Anda menyempit, tersumbat, atau kejang," katanya seperti dikutip dari Daily Mail.

"Kadang-kadang bisa menyebabkan gagal jantung. Jika sirkulasi perifer Anda buruk, organ tidak menerima suplai darah yang baik. Ini bisa menjadi tanda kegagalan multi-organ," jelasnya.

Jika dia memiliki ini, tidak diketahui berapa lama Ratu mungkin menderita kondisi yang berpotensi menyakitkan, karena jabatannya mengharuskannya mengenakan sarung tangan ketika berada di luar.

Pada bulan Juni, Ratu Elizabeth II juga melewatkan kebaktian resmi gereja di perayaan Platinum Jubilee-nya karena keluhan ketidaknyamanan. Sang Ratu juga terjangkit Covid pada Februari lalu.

Kini jenazah Ratu Elizabeth II telah sampai di Istana Buckingham dan akan disemayamkan di Westminster Hall selama empat hari hingga pemakaman kenegaraan yang akan digelar pada Senin, 19 September.

Redaktur: Fiter Bagus

Penulis: Suliana

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.