Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengejutkan! 18 WNI Meninggal di Detensi Malaysia, RI Pulangkan 239 WNI Lain yang Diduga Bermasalah

Foto : AP

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Judha Nugraha, menuturkan pihaknya telah memulangkan 239 warga negara Indonesia (WNI) yang diduga bermasalah, dari pusat detensi imigrasi Malaysia di Kota Tawau, Sabah.

Sebanyak 158 laki-laki, 64 perempuan, dan 17 anak-anak sudah diamankan ke Kabupaten Nunukan, Kalimantan.

"Alhamdulilah, kemarin, 20 Juli, telah difasilitasi kepulangan 239 warga negara kita yang ada di detensi Tawau menuju ke Nunukan," ujar Judha pada Kamis (21/7).

Judha menjelaskan bahwa Kemlu akan memfasilitasi kepulangan ratusan WNI menuju daerah masing-masing. Kemlu juga telah memberikan fasilitasi kesehatan.

Dalam konferensi pers virtual, Judha mengatakan pemerintah Indonesia akan mempercepat proses deportasi WNI di Malaysia pada Agustus. Langkah ini ditujukan pemerintah bagi masyarakat kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak, lansia dan mereka yang sakit.

"Pada Agustus nanti, kita akan melakukan percepatan melalui special aircraft, pesawat khusus, yang akan kita terbangkan ke Kuala Lumpur untuk bisa menjemput sekitar 180-an warga kita dari wilayah semenanjung, detensi yang ada di semenanjung, untuk kita bawa pulang ke Indonesia," jelas Judha.

Kini Kemlu diketahui tengah mendalami pernyataan para WNI untuk mengetahui situasi di pusat tahanan Sabah menyusul laporan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) mengenai kondisi tahanan imigrasi di Sabah menjadi sorotan.

Laporan bertajuk Seperti di Neraka: Kondisi Pusat Tahanan Imigrasi di Sabah, Malaysia itu mengungkapkan kematian sedikitnya 18 WNI di pusat tahanan imigrasi atau detensi di Tawau, Sabah, sejak Januari hingga Maret tahun ini.

KBMB menyebut kematian itu terjadi karena pihak berwenang di Sabah sengaja tidak memenuhi standar kesehatan yang seharusnya.

"Kondisi ini akan terus membahayakan keselamatan seluruh tahanan imigrasi, bahkan menghadapkan mereka pada resiko kematian," bunyi laporan KBMB.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top