Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengecewakan! Roket Astra Gagal Capai Orbit, Dua Satelit Pelacak Badai NASA Senilai Rp440 Miliar Raib

Foto : NASA

Proses lepas landas satelit Cubesat TROPICS

A   A   A   Pengaturan Font

Misi LV0010 Astra ditugaskan membawa satelit pertama CubeSats TROPICS merupakan misi pertama dari tiga misi TROPICS yang direncanakan Astra pada tahun ini. Astra akan membawa dua satelit cubesat NASA yang seukuran sepotong roti untuk menyelesaikan konstelasi pengamat badai. TROPICS sendiri merupakan misi ventura Bumi berbiaya rendah yang didorong oleh ilmu pengetahuan yang akan mempelajari pembentukan dan perkembangan siklon tropis hampir setiap jam, sekitar empat sampai enam kali lebih sering daripada yang mungkin dilakukan dengan satelit saat ini.

Konstelasi TROPICS akan memberi para ilmuwan pembaruan yang lebih sering, melengkapi data yang dikumpulkan oleh satelit cuaca orbit rendah Bumi yang ada dan memungkinkan para ilmuwan untuk melihat dan mempelajari setiap badai dari awal hingga akhir.

"TROPIS akan memberi kita pandangan yang sangat sering tentang siklon tropis, memberikan wawasan tentang pembentukan, intensifikasi, dan interaksinya dengan lingkungan mereka dan menyediakan data penting untuk pemantauan dan peramalan badai," ujar Scott Braun, seorang ahli meteorologi penelitian di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.

Sebelumnya, peluncuran direncanakan untuk menempatkan enam satelit berpasangan di tiga orbit rendah Bumi pada sudut dekat 30 derajat di atas khatulistiwa. NASA menuturkan hal ini dapat memaksimalkan jumlah waktu yang dihabiskan satelit untuk melewati bagian Bumi, yang menjadi lokasi sebagian besar siklon tropis terbentuk. Setiap satelit TROPICS juga dilengkapi radiometer gelombang mikro yang mampu mengukur emisi atmosfer.

Dikutip dari laman resmi NASA, radiometer gelombang mikro pada setiap satelit TROPICS akan mengukur frekuensi gelombang mikro mulai dari sekitar 90 hingga 205 gigahertz. Dengan frekuensi inilah, para ilmuwan dapat mengetahui suhu, curah hujan, kelembaban dan karakteristik lain dari badai dan atmosfer sekitarnya. Jumlah panas dan cahaya atau pancaran pada frekuensi ini berasal dari ketinggian yang berbeda, juga memungkinkan satelit TROPICS untuk membuat gambar tiga dimensi dari lingkungan siklon. Frekuensi yang digunakan TROPICS juga sangat sensitif terhadap karakteristik es dan awan, yang akan membantu ahli meteorologi mempelajari bagaimana siklon tropis berkembang dan meningkat.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top