Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengecewakan! Roket Astra Gagal Capai Orbit, Dua Satelit Pelacak Badai NASA Senilai Rp440 Miliar Raib

Foto : NASA

Proses lepas landas satelit Cubesat TROPICS

A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah roket Astra yang membawa dua satelit kecil pelacak badai milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) gagal mencapai orbit setelah mengalami kerusakan besar tak lama setelah lepas landas pada Minggu (12/6).

Roket Astra, yang diberi nama Launch Vehicle 0010 (LV0010), mengalami kegagalan tahap kedua setelah lepas landas dari landasan di Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida pada pukul 13.43 waktu setempat. Pihak Astra menuturkan, lepas landas yang ditargetkan pada pukul 12 malam itu sempat tertunda oleh kapal di zona peluncuran dan masalah pengisian bahan bakar. Akibatnya, dua satelit Cubesat NASA yang merupakan bagian pertama dari misi pelacak badai rusak dengan kerugian mencapai 39 juta dolar AS atau setara Rp440 miliar.

"Kami telah menyampaikan penyesalan kami dengan @NASA dan tim payload, informasi lebih lanjut akan diberikan setelah kami menyelesaikan tinjauan data lengkap," ujar Amanda Durk Frye dari Astra.

Melalui keterangan resminya, NASA mengungkapkan kekecewaan terhadap gagalnya peluncuran dua satelit pelacak badai miliknya. Namun, lembaga antariksa AS itu menegaskan akan tetap melanjutkan konstelasi Time-Resolved Observations of Precipitation structure dan storm Intensity with a Constellation of Smallsats (TROPICS).

"Meskipun kami kecewa dengan hilangnya dua CubeSats TROPICS, misi tersebut merupakan bagian dari program usaha Bumi NASA, yang memberikan peluang untuk misi berbiaya lebih rendah dan berisiko lebih tinggi. Konstelasi TROPICS masih akan memenuhi tujuan sainsnya dengan empat CubeSats yang tersisa didistribusikan dalam dua orbit," ujar NASA melalui laman resminya.

Misi LV0010 Astra ditugaskan membawa satelit pertama CubeSats TROPICS merupakan misi pertama dari tiga misi TROPICS yang direncanakan Astra pada tahun ini. Astra akan membawa dua satelit cubesat NASA yang seukuran sepotong roti untuk menyelesaikan konstelasi pengamat badai. TROPICS sendiri merupakan misi ventura Bumi berbiaya rendah yang didorong oleh ilmu pengetahuan yang akan mempelajari pembentukan dan perkembangan siklon tropis hampir setiap jam, sekitar empat sampai enam kali lebih sering daripada yang mungkin dilakukan dengan satelit saat ini.

Konstelasi TROPICS akan memberi para ilmuwan pembaruan yang lebih sering, melengkapi data yang dikumpulkan oleh satelit cuaca orbit rendah Bumi yang ada dan memungkinkan para ilmuwan untuk melihat dan mempelajari setiap badai dari awal hingga akhir.

"TROPIS akan memberi kita pandangan yang sangat sering tentang siklon tropis, memberikan wawasan tentang pembentukan, intensifikasi, dan interaksinya dengan lingkungan mereka dan menyediakan data penting untuk pemantauan dan peramalan badai," ujar Scott Braun, seorang ahli meteorologi penelitian di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.

Sebelumnya, peluncuran direncanakan untuk menempatkan enam satelit berpasangan di tiga orbit rendah Bumi pada sudut dekat 30 derajat di atas khatulistiwa. NASA menuturkan hal ini dapat memaksimalkan jumlah waktu yang dihabiskan satelit untuk melewati bagian Bumi, yang menjadi lokasi sebagian besar siklon tropis terbentuk. Setiap satelit TROPICS juga dilengkapi radiometer gelombang mikro yang mampu mengukur emisi atmosfer.

Dikutip dari laman resmi NASA, radiometer gelombang mikro pada setiap satelit TROPICS akan mengukur frekuensi gelombang mikro mulai dari sekitar 90 hingga 205 gigahertz. Dengan frekuensi inilah, para ilmuwan dapat mengetahui suhu, curah hujan, kelembaban dan karakteristik lain dari badai dan atmosfer sekitarnya. Jumlah panas dan cahaya atau pancaran pada frekuensi ini berasal dari ketinggian yang berbeda, juga memungkinkan satelit TROPICS untuk membuat gambar tiga dimensi dari lingkungan siklon. Frekuensi yang digunakan TROPICS juga sangat sensitif terhadap karakteristik es dan awan, yang akan membantu ahli meteorologi mempelajari bagaimana siklon tropis berkembang dan meningkat.

Sebagai misi berlisensi Federal Aviation Administration (FAA), FAA dan Astra akan memimpin penyelidikan untuk memahami apa yang terjadi selama peluncuran TROPICS-1. NASA akan meminjamkan keahlian apa pun yang diperlukan. Sementara itu, NASA akan menghentikan upaya peluncuran dengan Astra saat penyelidikan sedang dilakukan untuk memastikan kami bergerak maju saat siap. Sebagai informasi, peluncuran yang gagal pada hari Minggu itu adalah kecelakaan kedua bagi Astra pada tahun ini. Pada bulan Februari, perusahaan yang berbasis di California itu juga gagal meluncurkan empat cubesat NASA sebagai bagian dari misi ELaNa 41.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top