Mengasah Motorik, Bermain Itu Penting
Interaksi tersebutlah yang menjadikan permainan tradisional tidak dapat digantikan gadget." Kalaupun digantikan, filosofinya tidak dapat digantikan," ujar dia. Hal ini lantaran, permainan tradisional membutuhkan kerja sama, kekompakan, kebersamaan bahkan emosional. Kalau bermain gadget, kekalahan permainan umumnya diluapkan dalam emosi yang meledak-ledak. Berbeda dengan permainan tradisional. "Kalah main ya menerima, harus jujur.
Kalau (maian kalah di) gadget suka nggak mau terima," ujar dia tentang salah satu keitimewaan permainan tradisional. din/E-6
Tak Sulit Mengajari Permainan Tradisional
Walaupun baru diperkenalkan dengan permainan traditional, anak-anak yang biasa bermain gadget mudah melakukan adaptasi. Permainan yang populer di jaman masa kecil orang tuanya menjadi permainan baru.
Zulhamsyah Rambe, 32, anggota Komunitas Temen Main mengatakan, tidak sulit mengajari anak-anak dengan permainan traditional. "Anak sekarang jauh lebih pintar dan kreatif," ujar bapak dua anak tersebut. Mereka merupakan pengamat dan peniru yang tergolong ulung serta kritis.
Terbukti selama road show di sejumlah tempat maupun sekolah, laki-laki yang piawai memainkan engsreng (permainan dengan peleg sepeda dan kayu ini) tidak memerlukan waktu banyak untuk mengajari anak-anak, cukup dengan tiga kali pengulangan. "Pertama, mereka mengulang, yang kedua salah dan ketiga, mereka sudah bisa," ujar dia.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya