
Mengapa Vaksin Pneumonia Penting Bagi Anak dan Orang Dewasa?
Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya dr. Rania Imaniar, Sp. P.K.R,.
Foto: IstimewaVaksin pneumonia merupakan salah satu upaya mencegah peradangan paru. Pemberian vaksin ini juga dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi pneumonia.
Pneumonia adalah kondisi di mana paru mengalami peradangan akibat infeksi bakteri maupun virus. Pada lansia dan anak-anak, peradangan paru dapat berisiko fatal. Oleh sebab itu diperlukan upaya pencegahan yang tepat, yakni dengan menerapkan pola hidup sehat, serta mendapatkan vaksin pneumonia.
Vaksin pneumonia adalah salah satu upaya menurunkan risiko seseorang terkena radang paru (pneumonia) akibat infeksi Streptococcus pneumoniae atau bakteri pneumokokus. Pemberian vaksin ini tidak berarti membuat seseorang terbebas dari risiko mengalami pneumonia. Namun, pemberian vaksin pneumonia dapat meringankan gejala serta mencegah risiko terjadinya komplikasi.
- Baca Juga: Motorola Luncurkan Ponsel Pintar Moto G45 5G
- Baca Juga: Cara Spanyol untuk Melawan Bajak Laut
Indikasi Vaksin Pneumonia
Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya dr. Rania Imaniar, Sp. P.K.R, menerangkan, pada dasarnya, vaksin diberikan untuk merangsang daya tahan tubuh. Tujuannya agar menciptakan antibodi yang kemudian dapat mengenali kuman, sehingga tidak terinfeksi.
“Prinsip ini juga berlaku untuk pemberian vaksin pneumonia, yakni melindungi orang yang telah mendapatkan vaksin dari infeksi pneumonia maupun penyakit lain akibat infeksi bakteri pneumokokus, termasuk bronkopneumonia dan meningitis, bahkan sepsis,” ujar dia.
Berdasarkan tujuan utamanya, vaksin pneumonia diberikan pada beberapa kelompok maupun kondisi berikut ini. Pertama anak yang berusia kurang dari 5 tahun, lansia, orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, termasuk mereka yang sedang menjalani kemoterapi, penyandang diabetes, maupun pengidap HIV.
Lainnya adalah mereka yang memiliki kelainan bawaan, terutama penyakit jantung bawaan, menderita penyakit kronis, seperti asma, diabetes, dan gagal ginjal kronis, mengalami kelainan darah, seperti thalasemia dan anemia sel sabit, memiliki riwayat operasi, seperti operasi implan koklea, transplantasi organ, atau pengangkatan limpa, dan memiliki kebiasaan merokok.
Fungsi vaksin pneumonia adalah merangsang tubuh dalam membentuk antibodi, yang berguna untuk mengenali bakteri pneumokokus. Dengan demikian, orang yang sudah mendapatkan vaksin pneumonia akan lebih mampu melawan bakteri tersebut.
Beberapa manfaat vaksin pneumonia yang bisa didapatkan adalah mencegah penyakit pneumonia akibat infeksi Streptococcus pneumonia, mengurangi keparahan gejala pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri pneumokokus, mengurangi risiko terjadinya komplikasi akibat penyakit pneumonia, termasuk sepsis.
“Fungsi lainnya adalah melindungi kelompok rentan, mencegah terjadinya stunting, dan mencegah penyebaran penyakit pneumonia,” ungkap dr. Rania.
Untuk Jamaah Haji dan Umroh
Vaksinasi pneumonia juga sering kali diberikan pada para calon jamaah haji dan umroh sebelum keberangkatan. Meskipun bukan merupakan salah satu vaksinasi wajib untuk beribadah haji dan umroh, vaksinasi pneumonia dapat membantu melindungi kesehatan para jamaah, sehingga ibadah dapat tetap dilakukan dengan optimal.
Terdapat 2 jenis vaksin pneumonia yang tengah beredar, yang sama-sama efektif untuk mencegah infeksi akibat bakteri pneumokokus. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya. Pertama Pneumococcal conjugate vaccine (PCV), untuk mencegah radang paru-paru yang disebabkan oleh 13-15 jenis bakteri pneumokokus. Vaksin pneumonia jenis ini diberikan pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa yang berisiko terinfeksi.
Kedua Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPSV23), untuk memberi perlindungan terhadap 23 jenis bakteri penyebab pneumonia. Umumnya jenis vaksin pneumonia ini diberikan pada perokok aktif, lansia, orang dewasa, maupun anak yang berusia lebih dari 2 tahun.
Ada perbedaan jadwal pemberian vaksin pneumonia berdasarkan kelompok usianya. Berikut ini adalah jadwalnya. Pada anak yang berusia kurang dari 1 tahun akan mendapatkan 3 dosis vaksin pneumonia, dengan jadwal vaksinasi pertama saat anak berusia 2 bulan, kemudian dosis ke-2 saat anak berusia 4 bulan, dan dosis terakhir pada saat anak berusia 6 bulan. Vaksin untuk dosis pengulangan diberikan pada saat anak menginjak usia 12–15 bulan.
Pada orang dewasa akan mendapatkan vaksin pneumonia dalam 2 tahap. Vaksin pneumonia yang pertama diberikan adalah vaksin jenis PCV, sedangkan vaksin pneumonia jenis PPV diberikan dengan jeda waktu 1 tahun setelah pemberian vaksin PCV.
“Sebelum mendapatkan vaksin pneumonia, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi. Dengan berkonsultasi, dokter dapat memberikan saran terbaik sesuai dengan kondisi Anda,” terangnya.
Saat konsultasi, sebaiknya informasikan riwayat kesehatan, termasuk obat dan suplemen yang rutin dikonsumsi, alergi, maupun adanya keluhan maupun alasan khusus melakukan vaksin ini. Bagi pasien wanita, status kehamilan, seperti sedang merencanakan kehamilan, hamil, maupun menyusui, juga perlu diinformasikan ke dokter saat konsultasi.
Riwayat kesehatan keluarga juga perlu diinformasikan, terutama menyangkut riwayat alergi dan kelainan perdarahan, maupun autoimun. Seseorang sebaiknya menginformasikan jika memiliki salah satu kondisi yang merupakan kontraindikasi vaksin pneumonia berikut ini.
“Pertama memiliki riwayat alergi, bahkan anafilaksis, setelah mendapatkan vaksin pneumonia. Kedua memiliki riwayat alergi dengan salah satu komponen vaksin, atau vaksin yang mengandung difteri toksoid,” tuturnya.
Selain itu, jika sedang merasa kurang sehat atau mengalami gejala yang mengarah pada penyakit pneumonia, sebaiknya periksakan diri terlebih dahulu ke dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi. Apabila dinyatakan sedang mengalami penyakit pneumonia, maka perlu menjalani pengobatan terlebih dahulu sampai sembuh, barulah bisa mendapatkan vaksin pneumonia.
“Setelah dokter mengevaluasi dan memberikan arahan sekaligus jadwal vaksin pneumonia, Anda cukup mengikuti saran tersebut. Pastikan Anda cukup beristirahat, dalam kondisi prima, dan tidak sedang sakit mendekati jadwal pemberian vaksin pneumonia,” jelasnya.
Prosedur Vaksinasi
Prosedur vaksin pneumonia tidak memakan waktu lama. Hanya saja, pemeriksaan ulang untuk memastikan kondisi prima ketika menerima vaksin tetap perlu dilakukan. Pemantauan setelah vaksin disuntikkan juga dilakukan untuk memastikan tidak ada efek samping serius yang dialami.
Berikut ini adalah penjelasan singkatnya. Pertama pemeriksaan fisik. Ha ini biasa dilakukan oleh petugas medis, dengan melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, suhu tubuh, saturasi oksigen, tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan detak jantung.
Kedua suntik. Ketika hasil pemeriksaan fisik normal, dan dinyatakan prima untuk menerima vaksin, dokter akan mempersiapkan lokasi vaksin yang akan disuntikkan dengan mendisinfeksi menggunakan alcohol swab. Saat sudah kering, barulah dokter menyuntikkan vaksin pneumonia dan kemudian menutupnya menggunakan plester.
Ketiga pemantauan pasca Penyuntikan. Setelah vaksin pneumonia disuntikkan, akan dipantau sekitar 15-30 menit untuk memastikan tidak terjadi efek samping yang parah. Jika sudah dinyatakan aman dari efek samping vaksin pneumonia, diperbolehkan pulang dan beraktivitas seperti biasa.
Efek Samping Vaksin Pneumonia
Sama seperti pemberian vaksin lain, vaksin pneumonia juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, dari yang ringan hingga yang berat. Berikut ini adalah beberapa contoh efek samping yang mungkin terjadi, seperti demam ringan, nyeri atau sakit, bengkak, dan kemerahan di area penyuntikan vaksin yang akan membaik dalam 2-3 hari setelah vaksin diberikan.
Menggigil, tidak nafsu makan, nyeri otot atau pegal-pegal, sakit kepala anafilaksis atau reaksi alergi berat adalah efek lainnya. Namun umumnya efek samping setelah vaksin pneumonia ini akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 2-3 hari.
“Jika keluhan yang terjadi setelah mendapatkan vaksin tidak kunjung membaik dalam 3 hari, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” imbuh dr. Rania.
Berita Trending
- 1 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 2 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji
- 3 Pendaftaran SNBP Jangan Dilakukan Sekolah
- 4 Elon Musk Luncurkan Grok 3, Chatbot AI yang Diklaim 'Sangat Pintar'
- 5 Danantara Harus Bisa Membiayai Percepatan Pensiun Dini PLTU