Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menengok Sejarah Penyebaran Islam di Masjid Pekojan

Foto : KORAN JAKARTA / HENRI PELUPESSY

Terawat Baik - Masjid Jami’ Pekojan yang ada di Jalan Petolongan, Kampung Pekojan, Kelurahan Purwodinatan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/5) tampak terawat dengan baik. Masjid ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah penyebaran dan perkembangan agama Islam, khususnya di Jawa.

A   A   A   Pengaturan Font

Meskipun di tengah hiruk-pikuk perdagangan di kawasan Pecinan, masjid ini selalu ramai ketika tiba waktu salat. Kanan, kiri, depan, dan belakang terdapat bangunan-bangunan besar dengan ciri khas bertembok tebal ala Eropa. Kebanyakan dari bangunan ini dipergunakan untuk berdagang sehingga banyak karyawan yang salat di masjid tersebut.

Tanah Wakaf

Di sekitar masjid banyak pertokoan dan pergudangan. Selain masyarakat setempat, jemaah masjid ini juga banyak karyawan atau pendatang. Biasanya seusai salat, jemaah duduk santai sejenak untuk melepas lelah. Ada sebuah prasasti. Dalam prasasti yang ada di dinding terbuat dari marmer. Masjid Pekojan itu berdiri di atas tanah wakaf pemberian saudagar Gujarat, India, Khalifah Natar Sab.

"Ceritanya, setelah menetap lama di Semarang, khalifah ini kemudian membangun sebuah musala kecil dengan dikelilingi makam," kata Kiai Ali.

Sayangnya, tak ada data otentik kapan awal mula musala yang kemudian menjadi masjid itu dibangun. Tulisan dengan menggunakan Arab gundul (pegon) itu hanya menyebutkan bahwa musala dipugar oleh lima habib sebagai panitia utama, yaitu H Muhammad Ali, H Muhammad Asyari Akwan, H Muhammad Yakub Alhadi Ahmad, H Muhammad Nur, dan H Yakub. Masjid ini dipugar sekitar tahun 1309 Hijriah atau 1878 Masehi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top