Mendes PDT: Kesejahteraan Desa Indikator Kemajuan Indonesia
Mendes PDT Yandri Susanto
Foto: ANTARA/Humas MendesBENGKULU - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyatakan kesejahteraan desa menjadi indikator tentang kemajuan Indonesia.
"Desa ini menjadi ujung tombak pembangunan kita, maka tagline Kemendes sekarang, Bangun Desa, Bangun Indonesia. Jadi kalau kita membangun desa pastilah otomatis membangun Indonesia," kata Mendes PDT Yandri Susanto pada kegiatan peluncuran platform Pelatihan Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD) di lapangan Balai Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Senin (11/11).
Oleh karena itu dia mengajak pemerintah daerah maupun pemerintah desa untuk berkolaborasi dalam menggali potensi daerahnya masing-masing, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat di desa.
- Baca Juga: Daya Saing RI Sangat Lemah dalam Perdagangan Dunia
- Baca Juga: Menag: Guru adalah Obor Penyinar Kegelapan
Hal itu kata dia merupakan indikator utama kemajuan Indonesia, kemudian menjadi salah satu tolok ukur yang wajib diperhatikan berbagai pihak, sebab Indonesia Emas 2045 butuh beragam peningkatan termasuk menjamin kesejahteraan desa.
Lebih lanjut, Mendes Yandri juga mengajak seluruh kepala desa agar bahu-membahu melibatkan warga dalam memutuskan kebijakan pembangunan desa, misalnya melalui musyawarah desa (musdes).
Audiensi publik seperti musdes itu memungkinkan setiap kalangan dapat berbicara tentang pengalaman, kekhawatiran, dan harapan mereka.
Upaya tersebut juga dapat menciptakan ruang percakapan yang transparan, sehingga bisa dimanfaatkan para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah desa, untuk mengidentifikasi solusi dari permasalahan sosial-ekonomi yang ada.
"Nah, membangun desa itu tidak bisa hanya mengandalkan kepala desa sendiri. Atau kalau ada persoalan hanya menyalahkan kepala desa sendiri. Tidak bisa pak, kita harus bersatu padu, harus bahu-membahu," kata dia.
Karena lanjut dia semua persoalan itu banyak ada di desa seperti persoalan pengangguran kemiskinan, kenalan remaja sekarang dan sejumlah persoalan lainnya. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut butuh kerjasama, bersatu padu dari seluruh elemen.
Mendes Yandri juga menjelaskan desa-desa di Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam mencapai kemandirian pangan dan air, khususnya di desa. Untuk mewujudkan tujuan mulia itu, pemerintah telah merumuskan visi yang ambisius, yaitu "Desa Daulat Pangan di 2030."
Visi itu, kata Mendes Yandri bertujuan untuk menghapuskan kelaparan dan memastikan bahwa setiap desa di Indonesia memiliki cadangan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan warganya, termasuk menyukseskan cita-cita pemerintah untuk swasembada pangan.
"Tetapi di sisi lain, desa itu mengandung makna yang sangat tinggi, buat kehebatan republik yang kita cintai ini. Di desa lah tempat lumbung pangan, di desa lah tempat ketahanan energi, atau swasembada air. Di desa lah tempat produk-produk yang bisa diolah dalam rangka hilirisasi," ujar dia. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Sensasi “Menyengat” di Pemandian Air Panas Soka
- Wisata Taman Laut 17 Pulau Destinasi Alternatif Pulau Komodo
- Gerak Cepat, Gulkarmat Kerahkan 75 Personel Padamkan Rumah yang Terbakar di Kampung Bahari
- Beijing Kecam Tindakan Pemerintah AS yang Batasi Visa Pejabat Hong Kong
- Mengagetkan Cawagub DKI Suswono Tidak Bisa Mencoblos di Pilkada Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya