Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menanti Pemimpin Berbelarasa

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Kita membutuhkan pemimpin yang berbelarasa. Di tengah kehidupan yang terancam oleh kuasa maut yang merajalela ini, kita butuh pemimpin yang hadir, bukan pemimpin yang cengar-cengir. Dia harus hadir dalam belarasa terhadap masyarakat yang menderita dan mendamba hidup sejahtera.

Kita masih mengalami kehidupan yang beringas. Lembar-lembar koran kita masih dihiasi berita-berita kekerasan, pembunuhan, dan penganiayaan. Kematian membawa kita pada kematian Yesus yang sedang dikenang umat Kristiani. Harapannya, kematian itu menginspirasi kehidupan para pemimpin untuk tegas mengembangkan belarasa.

Dunia ditandai kehancuran semesta akibat ketamakan dan serakah. Banyak sumber bumi dan alam dikeruk untuk mengabdi kepada kematian, bukan kesejahteraan. Mengapa kepada kematian, bukan kesejahteraan? Karena bumi dirusak dan hancur sehingga menjadi ancaman masa depan yang memilukan bagi anak-anak generasi masa depan. Kesejahteraan hanya dinikmati segelintir orang. Sebagian besar masyarakat tak menikmati kesejahteraan. Mereka mati karena harus menanggung kerusakan bumi dan semesta.

Alami Bahaya

Bahkan, boleh dibilang, berbagai segmen kehidupan mengalami bahaya kematian. Produk-produk senjata nuklir menjadi ancaman kehidupan yang mendatangkan kematian. Pabrik-pabrik senjata menjadi bagian dari industri perang. Dunia medsos menjadi industri kebencian yang memecah belah dan berujung pula pada kematian baik fisik maupun mental, persaudaraan dan peradaban kasih. Diam-diam, dunia diatur dan dikuasai maut yang meresap secara halus dalam segala segmen kehidupan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top