Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menanti Pasangan Calon

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kita pun sudah mafhum bahwa politik itu sangat terkiat dengan kepentingan dan tawar menawar siapa dapat apa. Karena itu sering kali dalam politik adagium umum disebut yakni tidak ada lawan atau kawan abadi, tetapi yang ada adalah kepentingan abadi. Sifat politik yang sangat cair itulah yang membuat elite dalam hal ini capres sangat berhati-hati dan harus penuh perhitungan. Sebab salah memilih pendamping atau salah menyimpulkan kemauan koalisi partai, ujungnya bisa celaka, kalah dalam pertarungan.

Ketika para capres dan juga pimpinan partai berunding dan melakukan musyawarah serta tawar menawar untuk menyatukan pasangan capres-cawapres, hendaknya kita memberikan apresiasi. Biarlah proses politik berjalan dengan dinamikanya. Karena kita sudah memilih menjadi negara demokrasi dengan sistem pemilu terbuka dan demokratis sebagai cara untuk merekrut atau memilih pemimpin, baik pemimpin negara maupun parlemen.

Hanya saja kita mengingatkan kepada capres, elite dan kader partai bahwa rakyat Indonesia kini sudah pandai dalam berpolitik. Selama 20 tahun terakhir pasca reformasi, rakyat telah mengamati dan mempunya preferensi pilihan, siapa yang layak dan pantai untuk dipilih. Pilihan mereka harus dihargai meski tentunya banyak perbedaan diantara kita. Tapi, itulah demokrasi, sebuah sistem yang memberikan keleluasaan bagi setiap individu untuk menentukan pilihannya. Artinya, karena rakyat sudah melek politik, maka ketika menentukan calon, baik presiden maupun wakil presiden, maka haruslah orang yang terbaik.

Demokrasi langsung yang sudah kita laksanakan sejak 2004 telah memberi nilai dan kematangan para pemimpin dan rakyat. Meski biaya atau ongkos politik untuk menyelenggarakan pemilu dan pilpres ini sangat besar, tetapi kita hasilnya telah membuat Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar kelima di dunia.

Predikat sebagai demokrasi terbesra kelima inilah yang harus dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Maka, politik dan demokrasi dalam hal ini kontestasi pemilu haruslah bersih, jujur, dan demokratis. Jangan ada lagi politik uang apalagi politik culas. Kita harus terus mendorong agar negara ini lebih maju bukan hanya dari sisi demokrasi saja, tetapi juga dalam hal penegakan hukum, dan peningkatan kesejahteraan, sebab ketiga hal itu saling terkait.

Komentar

Komentar
()

Top