Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak

A   A   A   Pengaturan Font

Pertanyaan:

Bu Rossa, saya punya tiga anak. Paling besar kelas 4 SD. Adiknya masih balita dan paling kecil baru setahun. Tak terasa, putra sulung setahun lagi perlu dana masuk SMP. Selama ini saya belum mengalokasikan dana pendidikan (DP) secara khusus. Terus terang saya menyesal. Namun sekarang saya mulai berpikir untuk menyiapkan DP anak-anak lebih serius, termasuk adik-adiknya yang masih kecil.

Jawaban:

Minggu ini pelajar mulai memasuki semester kedua. Artinya kelas 6, 9, dan 12 harus bersiap untuk kelulusan. Untuk orang tua sudah siapkah DP anak? DP bisa dibilang "proyek" panjang orang tua. Kalau dihitung dari playgroup sampai strata-2 atau bahkan strata-3, bisa puluhan tahun. Berbeda dengan gaya hidup di Amerika Serikat, yang para orang tua rata-rata hanya menyediakan dana hingga setara SMA. Saat kuliah atau masuk college, mereka harus bekerja paruh waktu atau mengambil student loan. Di sini orang tua rata-rata membiayai pendidikan anaknya, bahkan sampai strata 3.

Lalu, kapan sebaiknya mulai menyiapkan DP? Sedini mungkin! Semakin cepat semakin baik. Tapi, bagi sebagian orang tua, urgensi DP kadang kalah dengan kebutuhan lain. Apalagi kalau si kecil belum masuk sekolah. Banyak yang baru berpikir untuk menabung pendidikan setelah anak-anak mulai sekolah. Ini sudah terlambat. Situs Qmfinancial memuat langkah-langkah menabung pendidikan.

  1. Jangka waktu

Kita sebenarnya bisa membuat planning DP sesuai dengan kemampuan. Hitung total kebutuhan dana mulai dari masuk sekolah sampai target pendidikan tertinggi. Namun kadang, ini bisa membuat orang tua menjadi overwhelming. Tidak mengapa jika ingin membuat rencana per jenjang pendidikan. Intinya, sesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.

Jika hendak langsung merencanakan kebutuhan total, hitung anak mulai masuk sekolah dan lama pendidikan. Misalnya, anak sekarang umur 2. Maka mungkin 2 tahun lagi, kita harus menyiapkan dana masuk TK. Dua tahun kemudian, harus siap masuk SD. Enam tahun kemudian masuk SMP, dan seterusnya. Jangan salah hitung, Misalnya, anak tahun ini masuk SD. Berarti 5 tahun lagi lulus, bukan 6. Dananya harus benar-benar sudah siap ketika nanti naik kelas 6 SD. Kalau 6 tahun lagi, itu artinya dia sudah harus daftar SMP.

  1. Jenis dan lokasi sekolah

Terkadang, di sinilah letak masalah DP krusial, yaitu ketika orang tua menentukan jenis sekolah anak, mestinya yang terbaik. Banyak kasus anak-anak dipaksa masuk ke suatu sekolah kurang cocok dengan metode pengajaran maupun lingkungan sehingga stres. Hal ini tentu saja akan berefek pada hasil belajar. Jadi, lebih baik sesuaikan dengan kebutuhan anak. Faktor apa yang bisa memaksimalkan potensi mereka? Setelah diperoleh kebutuhan anak, barulah screening sekolah yang sesuai dengan kemampuan finansial kita.

Soal lokasi, ada yang memang menyekolahkan dekat kantor orangtua, walau jauh dari rumah. Ada yang lebih nyaman dekat rumah. Lokasi terkait transportasi. Meski jauh dari rumah, tapi kalau memang transportasinya lebih praktis seperti bisa bareng orangtua/mbonceng/satu mobil, tidak masalh. Ini dibanding dekat rumah, tapi repot karena tidak ada antarjemput dan tak ada orang di rumah ketika anak pulang.

  1. Kebutuhan Dana

Biasanya dana diperlukan untuk uang pangkal, uang gedung, seragam, dan SPP pertama. Ini berlaku untuk sekolah swasta. Di negeri, kebutuhannya pasti berbeda. Kita tinggal menyesuaikan. Tetapi, meski sekolah negeri jauh lebih ringan, bukan berarti kita lantas tak menyiapkan DP.

Carilah informasi sebanyak-banyaknya terkait kebutuhan dana ini. Setelah ketemu total nominalnya, kita pun dapat menghitung perkiraan kebutuhan DP. Karena uang pangkal sekolah yang tahun ini sebesar 1 juta rupiah, misalnya, 6 tahun lagi, pasti berubah. Setelah mengetahui nominal kebutuhan, rencana sekolah, dan juga jangka waktu, maka selanjutnya kita bisa mulai membuat rencana yang realistis untuk mulai membangun dana pendidikan anak.

Pertanyaan terbesarnya adalah, dengan kebutuhan yang sebesar itu, bisakah kita kumpulkan dengan penghasilan kita yang sekarang sedangkan kebutuhan lain yang penting juga tak kalah banyaknya? Bisa saja, denganinvestasi. Pelajari cara mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Semoga pada saatnya nanti dana yang dibutuhkan sudah tersedia. n


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top