Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Membendung Gelombang Radikalisme

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam survei ini juga menunjukkan sebanyak 48,95 persen responden mahasiswa/siswa merasa pendidikan agama mempengaruhi untuk tidak bergaul dengan pemeluk agama lain. Yang lebih mengejutkan lagi, 58,5 persen responden mahasiswa/siswa memiliki pandangan keagamaan radikal.

Buku Islam, Pancasila, dan Deradikalisasi secara gamblang menjelaskan fenomena penyebaran radikalisme agama yang sudah masuk ke semua lini kehidupan masyarakat. Penulis yang saat ini menjabat sebagai Tenaga Ahli Deputi Pengkajian dan Materi Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) mampu menyampaikan pandangan dan analisisnya secara mendalam terkait radikalisme. Buku juga dilengkapi beberapa contoh kasus.

Kelompok radikal sering kali membenturkan agama dan nilai-nilai kebangsaan. Meskipun Pancasila telah final sebagai dasar negara, masih ada kelompok masyarakat yang ingin mengganti dengan sistem negara Islam (khilafah). Kemunculan paham dan gerakan keagamaan ini juga sering mengambil bentuk ekstrem karena paham radikal.

Sebenarnya, Islam dan Pancasila saling menghormati dalam kerangka menjaga independensi. Namun, juga saling menopang demi kehidupan berbangsa yang lebih baik. Prinsip ini yang disebut sebagai toleransi kembar (twin toleration). Ini sebuah prinsip toleransi yang merujuk pada saling menghormati antara agama dan Pancasila dengan saling menjaga otonomi dan mendukung satu sama lain (hlm 90).

Sebagai sebuah ideologi, radikaslime berangkat dari akar berpikir tertentu dan mengubah secara mendasar dan menyeluruh. Menjamurnya pemahaman keagamaan yang cenderung radikal membutuhkan pendidikan kebangsaan. Buku ini menjadi salah satu upaya tersebut, agar umat beragama paham, nilainilai Pancasila juga menjadi bagian dari nilai-nilai agama.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top