Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Membangun "Personal Branding" di "Instagram"

A   A   A   Pengaturan Font

Semakin indah gambar yang diunggah akan meningkatkan nilai tawar pemilik akun Instagram dan mengenalkan pada followers sebagai pelukis. Misalnya, jika terdapat follower yang ingin dibuatkan lukisan. Pemilik akun memiliki nilai tawar yang lebih tinggi. Yang penting jangan berbohong.

Bisa dibayangkan jika ada yang memesan lukisan namun pengguna akun tidak dapat mengambil tawaran tersebut karena ternyata bukan pelukis. Benefit yang ada hanya di angan-angan karena tidak jujur. Alhasil menggunakan Instagram hanya membuang-buang waktu.

Tahap berikutnya, membangun personal branding yang kuat dengan tiga dimensi: kompetensi, standar, dan gaya. Kompetensi akan memicu kekhasan sebagai pembeda. Standar adalah ukuran dalam pengerjaan konten entah memilih perfect atau produktif. Sedangkan gaya adalah cara pemilik akun bersosialisasi dengan akun-akun lain. Itu semua harus konsisten dan relevan dalam pengerjaannya (Hal 62).

Buku akan membimbing pembaca membangun personal branding sesuai dengan karakter diri sendiri. Ada sajian trik dan contoh akun dengan personal branding kuat disertai analisis. Pembaca akan lebih mudah paham. Beberapa halaman juga disertai kolom analisis kosong untuk pembaca isi.

Namun buku dalam menyajikan rangkaian informasi terlihat subjektif. Sebab penulis memberikan informasi berdasar pengalaman. Penulis berkata, buku merupakan capaian untuk berbagi. Suatu waktu, bisa saja merombak atau membuat informasi baru karena semua ini proses yang masih berlanjut hingga sekarang. Secara fisik, buku berhasil menghadirkan ilustrasi menarik pada sampul dan isi. Kejenuhan saat membaca akan mudah dihindari. Ditambah, narasi disajikan dengan banyak subpoin sehingga akan mudah dicari setelah dibaca.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top