Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 19 Des 2019, 03:00 WIB

Membangun Karakter Generasi Bangsa

Foto: istimewa

Aksi tawuran antarpelajar terjadi setiap tahun dan sering menelan korban jiwa. Sepanjang 2019 tampaknya sudah tak terhitung kasus-kasus kekerasan kalangan pelajar. Misalnya, pada bulan Oktober 2019 tawuran di Jalan Raya Sultan Agung, Bekasi, Jawa Barat, antara pelajar SMK Bina Mandiri Bintara Bekasi dan SMK Mercusuar Cakung.

Tawuran ini memakan korban jiwa akibat terkena sabetan senjata tajam. Kasus serupa terjadi pada November 2019 di kawasan Desa Cisereh, Tigaraksa, Tangerang dan menewaskan pelajar SMP Pembangunan Tigaraksa setelah terluka di bagian punggung. Dua kasus tadi mengindikasikan, bangsa ini sedang terjangkit krisis. Bila ini tidak tertangani secara serius lambat laun akan membawa bangsa ke jurung keterpurukan.

Para pelajar butuh penguatan pendidikan karakter. Buku Pendidikan Karakter tanpa Kekerasan hadir tepat saat generasi muda mengalami krisis. Buku ini secara khusus menawarkan pendidikan karakter sebagai solusi atas segala penyimpangan. Di antaranya, perkelahian pelajar, sikap anak ugal-ugalan, hilangnya rasa hormat dan kesadaran atas kewajiban atau tanggung jawab (hlm 55-62). Menyikapi kemerosotan karakter pelajar, salah satu jalan keluarnya penguatan pendidikan karakter.

Sekolah bukan sekadar tempat mendapatkan nilai bagus, tapi lebih dari itu harus mampu mencetak peserta didik berkarakter. Sebab, kecerdasan intelektual yang tidak didukung kecerdasan emosional dan spiritual hanya akan melahirkan generasi rapuh yang berjiwa kering. Pendidikan karakter sangat penting dalam proses pendidikan yang tidak hanya mengandalkan kecerdasan akal, tapi juga penguatan kepribadian. Penguatan karakter ini tidak diwariskan begitu saja, tapi perlu dibentuk dan dikembangkan terus-menerus mulai sejak dini melalui keteladanan atau tindakan nyata.

Proses pengembangan karakter yang dinggap sangat signifikan adalah pendidikan dan pembelajaran. Proses ini diselenggarakan institusi pendidikan baik secara informal, formal maupun nonformal. Oleh karena itu, sungguh penting bagi sekolah untuk menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran berbasis pembentukan karakter (hlm 116). Pendidikan karakter harus diprioritaskan sebagai jalan keluar persoalan bangsa.

Karenanya, guru perlu berbenah diri dan meningkatkan kompetensi. Guru jangan hanya pandai mentransfer ilmu pengetahuan kepada para siswa, tapi juga harus mampu menunjukkan perilaku dan sikap baik di depan siswa. Di sinilah bangsa membutuhkan seorang guru yang mampu mengajar dengan hati dan keteladanan.

Guru hanya dapat menumbuhkan dan mengembangkan karakter dasar yang dimiliki anak didik. Maka, perlu kolaborasi antara guru dan anak didik. Guru tidak dapat membawa anak-anak ke dalam dunianya, tetapi guru harus dapat memasuki dunia anak-anak (hlm 141). Orangtua juga memiliki peran yang tak kalah penting dibandingkan guru.

Orangtua perlu mengintervensi agar selalu terjalin hubungan yang erat dan hangat. Keluarga adalah tempat atau sekolah pertama bagi seorang anak. Makanya, orangtua harus mampu menanamkan pendidikan karakter sejak dini melalui pembelajaran dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.

Carut-marutnya persoalan bangsa harus menjadi momentum bagi dunia pendidikan untuk menggelorakan kembali pendidikan karakter agar tidak ada lagi pelajar yang menantang guru, melakukan kekerasan, penyalahgunaan narkoba, seks bebas, dan berbagai tindakan amoral lainnya. Semoga kehadiran buku ini dapat menjadi referensi dan pedoman orangtua atau guru dalam mempersiapkan generasi muda yang berpengetahuan luas dan berkarakter.

Diresensi Wardatul Hasanah, Lulusan Pesantren Darul Ulum Pamekasan

Penulis: Arip, CS Koran Jakarta, Dika, Dimas Prasetyo, Dio, Fathrun, Gembong, Hamdan Maulana, Hayyitita, HRD, Ichsan Audit, Ikn, Josephine, Kelly, Koran Jakarta, Leni, Lukman, Mahaga, Monic, Nikko Fe, Opik, Rabiatul Adawiyah, Rizky, Rohmad, Sujar, Tedy, User_test_2, Wahyu Winoto, Wawan, Zaky

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.