Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Memasyarakatkan Kembali Tradisi Berkebaya

Foto : ISTIMEWA

berkebaya

A   A   A   Pengaturan Font

Anggota Wantimpres, PutriKuswisnuWardani memaparkan, kebaya menurut Denys Lombard, berasal dari bahasa Arab kaba yang berarti pakaian.Katatersebut kemudian diperkenalkan melalui bahasa Portugis dengan nama "cabaya" yang berarti jaket.

"Sebelum dikenal kebaya, perempuan mengenakan kemben. Kebaya dibuat untuk melindungi badan agar mempertahankan dari angin tidak masuk angin,"ujar dia.

Kebaya kemudian berkembang seperti sekarang. Ada kebaya kutu baru, Kartini, dan encim yang banyak digunakan oleh perempuan peranakan Tionghoa. Pada zaman penjajahan perempuan Belanda memakai kebaya yang disebut dengan kebaya noni.

Putri mengatakan, dulu kebaya menjadi pakaian sehari-hari, misalnya model lilit panjang, atau lilit setengah betis untuk pergi ke pasar dan ke sawah. Namun sekarang kebaya hanya dipakai pada acara khusus.

"Padahal memakai kebaya tidak harus ribet. Jaman dulu ada kebaya santai yang dipakai sehari-hari. Sekarang banyak perancang busana yang dapat menyesuaikan dengan selera dan kebutuhan masa kini. Pada dasarnya budaya kita perlu dilestarikan agar tidak punah," ujar dia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top