Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perimbangan Kekuatan

Memanas, Imbangi Provokasi Korut, AS dan Jepang Gelar Latihan Militer

Foto : ISTIMEWA

LATIHAN BERSAMA I Pesawat pembom B-1 dan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon AS melakukan latihan bilateral dengan pesawat F-2 Angkatan Udara Bela Diri Jepang.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan Amerika Serikat (AS) dan Jepang melakukan latihan udara bersama pada Sabtu (5/11) yang melibatkan jet tempur di wilayah udara di atas Laut Tiongkok Timur di barat laut Pulau Kyushu, sebelah selatan Jepang.

Latihan bilateral yang dilakukan oleh Pasukan Bela Diri Jepang dan Angkatan Bersenjata AS itu diadakan sebagai tanggapan atas meningkatnya tindakan provokatif oleh Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistiknya yang berulang.

Latihan bersama itu sebut Kemenhan Jepang juga dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat kerja sama yang erat antara kedua negara sekutu.

Seperti dikutip Antara dari OANA-Kyodo, pesawat yang terlibat dalam latihan tersebut adalah lima jet tempur F-2 dari Angkatan Udara Bela Diri Jepang, dan dua jet pembom strategis B-1B dan dua pesawat tempur F-16 dari AS.

Pasukan Jepang dan AS melakukan latihan udara bersama pada 4 Oktober, dan pada hari yang sama, Korea Utara meluncurkan rudal yang terbang di atas bagian utara pulau utama Jepang, Honshu.

Pakar masalah resolusi konflik hubungan internasional dari Universitas Brawijaya, Malang, Adhi Cahya Fahadayna, mengatakan eskalasi yang terjadi tak lepas dari kekhawatiran yang dimiliki oleh negara-negara kawasan dan sejarah masa lalu di antara mereka. Hal itu ditambah dengan konstelasi terkini dengan kehadiran AS sebagai negara adidaya dunia.

"Jadi kondisi keamanan kawasan Asia timur yang meliputi Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, dan Tiongkok memang sangat dinamis. Masing-masing negara memiliki ketakutanya masing-masing, dan diperburuk dengan keengganan semua negara untuk bersatu dalam sebuah institusi. Apalagi Jepang dan Korea Selatan memiliki sejarah yang buruk. Oleh karenanya, Korea Selatan dan Jepang tidak sepenuhnya bersekutu," kata Adhi.

Terbentuknya poros Korsel-Jepang lebih karena dominasi AS di kawasan Asia Timur. Karena itu, poros Tiongkok-Korut juga terbentuk sebagai poros penyeimbang di kawasan.

Namun, kondisi keamanan dan militer di kawasan memang tidak bisa diprediksi karena semua negara di dalamnya saling memprovokasi. Oleh karena itu, hingga hari ini kondisi kawasan selalu memanas.

Nuklir Korut

Perang Korea yang belum selesai sepenuhnya dan ketakutan Jepang- Korsel terhadap senjata nuklir Korut akan selalu membuat kondisi kawasan Asia timur sangat dinamis dan tidak bisa diprediksi.

"Dengan dominasi AS di kawasan, provokasi Korut dan Tiongkok tidak akan dianggap ancaman yang serius, karena kehadiran AS adalah bentuk dari perimbangan kekuatan di kawasan sehingga tidak ada negara yang mau dan mampu memulai perang," ungkapnya.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top