Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketersediaan Pangan I Kenaikan Harga Cabai Tidak Dinikmati Petani, Hanya Pedagang

Memalukan, Pemerintah Selalu Gagal Atasi Lonjakan Harga Cabai

Foto : ANTARA/GUSTI TANATI

HARGA CABAI RAWIT TEMBUS 120.000 RUPIAH PER KILOGRAM I Pedagang menata cabai yang dijual di Pasar Induk Regional Youtefa, Kota Jayapura, Papua, Senin (11/12). Cabai rawit di Kota Jayapura mengalami kenaikan akibat terbatasnya suplai cabai ke pasar dari harga 80.000 rupiah per kilogramnya kini menjadi 120.000 rupiah per kilogram.

A   A   A   Pengaturan Font

Pembina Institut Agroekologi Indonesia (Inagri), Ahmad Yakub, yang diminta pendapatnya mengatakan kenaikan harga produk hortikultura, seperti cabai sudah semenjak lama menjadi perhatian nasional. Kejadiannya pun akan terus berulang bila tidak ada penanganan yang terstruktur.

"Kita mahfum dampak perubahan cuaca, kelancaran distribusi, menjadi salah satu penyebab naik turunnya harga komoditas tersebut. Namun, kondisi tersebut harusnya bisa dimitigasi dan melakukan adaptasi karena sudah ada Badan Pangan Nasional sebagai kelembagaan pangan yang memiliki panel harga dan neraca pangan," kata Yakub.

Seharusnya, dengan adanya neraca pangan tersebut, para pihak dalam hal ini otoritas pengambil kebijakan dapat segera mengambil tindakan cepat dan membangun grand design jangka panjang pembangunan pertanian dan pangan.

Menurut dia, setiap kenaikan harga cabai, petani belum tentu seutuhnya menikmati keuntungan. Dengan harga yang melonjak tinggi, justru daya beli masyarakat turun, sementara di sisi lain komoditas cabai mudah busuk dan kualitasnya menurun.

Dengan pengalaman puluhan tahun, petani dan industri pangan dengan dukungan penuh pemerintah dapat menyediakan kebutuhan cabai sepanjang tahun. Tentu dengan strategi inovasi pengolahan pascapanen. Semisal dengan teknologi pengeringan cabai, bubuk cabai, penyimpanan cabai segar agar tahan lama sampai pada saos cabai.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top