Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
GAGASAN

Memaknai Hasil Pilkada Serentak

Foto : KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Inilah yang menyebabkan politisi dengan mudah pindah partai demi mendapat kendaraan. Namun, itu saja belum cukup untuk bisa memenangkan kontestasi pilkada, pilpres, maupun pemilu legislatif (pileg). Mereka harus didukung utuh akar rumput anggota partai atau massa mengambang yang tidak terkoneksi partai.

Kondisi perekonomian nasional yang belum cukup baik, mengakibatkan harga-harga bahan pokok dan kebutuhan primer semakin mahal. Dengan jumlah penduduk miskin 26,5 juta jiwa, jelas menjadi pekerjaan berat pemerintah dalam melakukan percepatan pembangunan. Sebaliknya, pembangunan nasional berpotensi mengalami perlambatan.

Perekonomian nasional juga masih mengandalkan utang yang telah mencapai nominal 5.425 triliun rupiah. Artinya, dalam jangka 4 tahun pemerintahan Joko Widodo -Jusuf Kalla, ada kenaikan utang 2.890 triliun atau setinggi 77,54 persen dari 2014. Beban rakyat juga semakin berat karena lapangan kerja masih sempit.

Buktinya terdapat 6,87 juta penduduk pengangguran. Jika pemerintahan ingin ikut berkontestasi dalam Pemilu 2019 mendatang, memiliki tantangan jauh lebih berat dar Pemilu 2014. Sebab, modal pertama yang bisa menarik simpati masyarakat jaminan kehidupan perekonomian nasional yang stabil dan membaik.

Tanpanya, sehebat apa pun para kandidat yang diusung partai ataupun gabungan sulit memenangi kontestasi. Selain itu, tingginya kompleksitas relasi berbangsa dan bernegara yang berlangsung secara internasional, faktor keamanan nasional menjadi kebutuhan primer. Di samping itu, masyarakat membutuhkan pelayanan sosial, budaya, kesehatan, dan pendidikan secara memadai.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top