Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 27 Mar 2023, 14:22 WIB

Melihat Tren Cloud Computing di Tahun 2023, Apa yang Harus Diantisipasi?

Ilustrasi.

Foto: Istimewa

Memahami tingginya kebutuhan akses Internet dan aktivitas secara daring, pasar komputasi awan pun berangsur mengalami peningkatan pasca pandemi. Berdasarkan siaran pers yang dipublikasikan oleh lembaga riset Gartner, pengeluaran public cloud dari pasar dunia akan tumbuh 20,7% menjadi $591.8 miliar, dari sebelumnya yang senilai US$490,3 miliar di tahun 2022.

Mengawali tahun 2023, tren cloud computing tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan sebab mengadopsi komputasi awan sudah menjadi hal wajib, mengingat banyaknya keuntungan serta kemampuannya yang dapat membantu perusahaan dan organisasi tetap mempertahankan usahanya dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil, keamanannya yang terjamin, serta fleksibilitasnya.

Berikut ini adalah 5 tren cloud computing yang dapat kita antisipasi pada tahun 2023:

1. Meningkatnya Artificial Intelligence dan Machine Learning cloud

Seiring dengan gencarnya upaya perusahaan atau organisasi untuk terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi operasionalnya, hal ini membuat penerapan Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) terus bertambah menurut majalah Forbes. Namun tanpa disadari, pengadopsian AI dan ML membutuhkan ruang penyimpanan, bandwidth, keamanan yang berlapis, serta kapasitas pemrosesan yang tinggi. Dan di sinilah penyedia layanan cloud computing hadir sebagai solusi yang sangat dibutuhkan untuk penghematan biaya kebutuhan-kebutuhan tersebut.

McKinsey mengeluarkan studinya dengan judul "The State of AI in 2021" pun juga memprediksi bahwa hampir dua pertiga perusahaan-perusahaan di dunia berencana untuk berinvestasi lebih banyak dalam AI dan ML sepanjang tahun 2023. Maka dari itu, kita dapat mengantisipasi kelanjutan inovasi di bidang ini.

2. Pendanaan terhadap keamanan dan ketangguhan cloud menjadi prioritas

Organisasi dan perusahaan juga dihadapkan beragam ancaman siber saat memutuskan untuk bermigrasi ke cloud, seperti software bugs, human error, dan lain-lain. Strategi keamanan yang lebih tinggi harus segera diterapkan oleh perusahaan dan organisasi demi menjaga reputasi bisnis, dan kepercayaan pelanggan.

Dalam proyeksinya, Forbes turut mengungkapkan bahwa pendanaan untuk menjaga keamanan siber serta peningkatan ketangguhan cloud terhadap kehilangan data hingga imbas pandemi pada bisnis secara global akan menjadi prioritas di tahun 2023. Meningkatnya ancaman digital membuat keamanan pada cloud menjadi hal yang krusial bagi perusahaan. Walaupun demikian, ancaman resesi global yang mengintai semenjak quartal terakhir di tahun lalu juga menjadi salah satu faktor bagi para pemilik bisnis yang telah mentransformasikan kegiatan operasionalnya ke cloud untuk mencari langkah inovatif namun tetap hemat biaya pada skema keamanan siber mereka. Hal ini akan berdampak juga terhadap peningkatan penyedia layanan Security as a Service di tahun 2023.

3. Desktop as a service (DaaS) untuk menunjang model kerja hybrid

Pandemi berangsur-angsur membaik dibanding awal kemunculannya di tahun 2020 lalu, dan gedung-gedung perkantoran pun sudah mulai dibuka. Namun, model kerja jarak jauh dan hybrid sudah kepalang menjadi model kerja yang diminati oleh para pekerja karena keinginan akan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih sehat tapi tetap mempertahankan produktivitas di mana pun lokasinya. Dan untuk menunjang model kerja tersebut, perusahaan dan organisasi membutuhkan cloud dalam kegiatan operasional harian.

Gartner memprediksi bahwa tools berbasis cloud dengan tingkat keamanan yang terjamin untuk berkomunikasi, mengadakan online meeting, hingga berbagi file antar pekerja akan menjadi preferensi bagi perusahaan dan organisasi yang menerapkan lingkungan kerja yang fleksibel ini untuk jangka panjang. Maka, permintaan terhadap layanan Desktop as a service (DaaS) diprediksi akan terus bertambah di tahun ini.

4. Multi-cloud semakin populer

Para pemilik bisnis mulai mendiversifikasikan layanan mereka ke beberapa penye dia cloud sekaligus. Strategi ini disebut dengan multi-cloud. Masih dalam rilisan terkait tren cloud computing dari Forbes, multi-cloud menawarkan sejumlah keuntungan menurut mereka, seperti peningkatan fleksibilitas serta keamanan. Dengan multi-cloud pula, perusahaan dapat terhindar dari kegagalan operasional bisnis apabila perusahaan hanya menggunakan satu penyedia layanan cloud dan penyedia layanan cloud tersebut mengubah aplikasi yang mereka dukung atau berhenti mendukung aplikasi tertentu untuk seterusnya.

Studi yang dilakukan oleh lembaga riset dan statistik, Statista, menemukan bahwa 84% perusahaan menengah hingga perusahaan besar akan mengadopsi strategi multi-cloud pada tahun 2023, yang mana memposisikan multi-cloud sebagai salah satu tren dalam cloud computing tahun ini.

Salah satu yang patut dicoba untuk pasar Indonesia ialah Infinyscloud atau CloudKilat dari PT Infinys System Indonesia. Infinyscloud menjadi target pasar para pegiat bisnis dari berbagai industri di Indonesia sebagai mitra yang mampu memberikan beragam solusi komputasi awan yang terkelola. Sementara CloudKilat ditujukan bagi pengguna akhir dengan kebebasan mengelola infrastrukturnya sendiri.

5. Layanan cloud Low-Code No-Code (LCNC) makin diminati

Layanan cloud Low-Code No-Code (LCNC) memungkinkan siapa aja untuk membuat aplikasi, membangun situs web, dan merancang berbagai jenis solusi digital tanpa perlu menulis beragam kode perintah. Solusi Low-Code No-Code, dalam laporan Forbes, pun sanggup membantu developers untuk membuat aplikasi yang didukung AI dengan lebih mudah dan cepat, serta mengurangi hambatan bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan AI dan ML.

Bertambahnya jumlah developer juga memberikan nilai tambah untuk perusahaan atau organisasi karena mereka dapat fokus pada fokus pada fungsionalitas aplikasi alih-alih mengkhawatirkan penulisan kode tanpa error di sana-sini. Banyak dari layanan Low-Code No-Code yang disediakan melalui cloud, yang mana semua pengguna dapat mengakses layanan tersebut tanpa harus memiliki infrastruktur komputasi yang kuat. Tidak mengherankan jika layanan cloud Low-Code No-Code kian digemari oleh masyarakat di tahun 2023.

Cloud memberikan solusi untuk perusahaan dan organisasi yang ingin memanfaatkan lebih jauh teknologi AI dan ML, memberikan keunggulan yang lebih dari kompetitor mereka, dan sebagai salah satu bentuk perlindungan pada masa gejolak ekonomi. Para penyedia layanan cloud juga akan terus memperluas layanan mereka demi mengakomodir permintaan akan cloud, serta memberikan layanan-layanan mutakhir seiring dengan perkembangan teknologi cloud yang terus tumbuh.

Di tahun 2023, adanya celah kebutuhan SDM dalam mengelola komputasi awan pun berhasil diperkecil dengan hadirnya penyedia jasa seperti Infinyscloud dan CloudKilat yang mengizinkan para penggunanya dapat berfokus pada produk dan bisnis mereka, sementara infrastrukturnya ditangani oleh para ahli agar layanan mereka tetap tersedia selama 24/7.(IKN/TSR)

Redaktur: Fiter Bagus

Penulis: Suliana

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.