Melebarnya Ketimpangan Ancam Kohesi Sosial dan Stabilitas
Dana Moneter Internasional (IMF) misalnya, telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global mencapai 6,0 persen pada 2021 dan 4,9 persen pada 2022.
Perbaikan ekonomi global, papar Presiden, berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional yang terus menunjukkan perbaikan. Hal itu, kata Jokowi, karena kebijakan pemerintah selalu menyeimbangkan antara kepentingan aspek kesehatan dan ekonomi.
Selain itu, upaya berbagai beban (pain sharing) antara otoritas fiskal dan moneter juga berkontribusi untuk memulihkan ekonomi. Hal itu yang mendorong ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 bisa tumbuh hingga 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Kita bersyukur berkat sinergi berbagai pihak untuk pain sharing baik kebijakan fiskal dan moneter, serta menjaga keseimbangan rem dan gas antara ekonomi dan kesehatan," kata Presiden.
Selain pertumbuhan ekonomi 7,07 persen (yoy) pada kuartal II 2021, Kepala Negara juga menyebut laju inflasi nasional yang terkendali pada level 1,5 persen (yoy) pada Juli 2021.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya