Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Melawan "Hoax" lewat Puisi

A   A   A   Pengaturan Font

Bait lanjutan menegaskan, para penyebar Hoax tidak mempunyai hati nurani. Mereka menyebar kebohongan berlandaskan iri dan dengki. Namanya juga Hoax, data yang disampaikan tidak dapat ditemukan di berbagai sumber sah baik hasil penelitian, kajian-kajian keilmuan, apalagi kitab suci. Yang ada malah isi kitab suci diselewengkan sesuai dengan kepentingan tertentu.

Buku antologi puisi karangan salah satu pemenang "Hari Puisi Indonesia" tahun 2018 ini tidak melulu membahas Hoax, tetapi juga berbagai persoalan sosial, politik, budaya, dan teknologi. Sajak-sajak ini ditulis sejak 1991 sampai tahun 2017. Akan tetapi, pemilihan judul "Sajak Hoax" mungkin disesuaikan dengan tema sosial kronis dan urgen untuk disembuhkan. Ini semacam telah diprediksi belasan tahun lalu, sebagaimana tertuang dalam penggalan sajak "Fobia" berikut.

"Mereka pula yang melayang-layang di angkasa/menyerbu segala disket/menjelma kode-kode komputer dan internet/yang luput kau pahami maknanya (hlm 56).

puisi ini ditulis dua puluh dua tahun yang lalu, 15 Januari 1996, saat internet masih belum seluas dan secepat sekarang. Namun, hal itu benar-benar terjadi saat ini, "mereka menyerbu tanpa peduli" penggunanya.


Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top