Max Verstappen dalam Tekanan di GP Sao Paulo
Verstappen berusaha pertahankan posisi I Pembalap Red Bull Racing asal Belanda Max Verstappen merayakan di pitlane setelah meraih pole position pada Sprint Qualifying untuk Grand Prix Formula Satu Amerika Serikat, di Sirkuit Amerika, Austin, Texas, beberapa waktu lalu. Verstappen berusaha mempertahankan reputasi dan posisinya di puncak klasemen di Grand Prix Sao Paulo.
Foto: Patrick T Fallon / AFPSAO PAULO - Juara dunia Formula 1 tiga kali Max Verstappen akan berada dalam tekanan akhir pekan ini. Dia berusaha mempertahankan reputasi dan posisinya di puncak klasemen pembalap di Grand Prix Sao Paulo. Usai mendapat dua penalti akibat gaya membalapnya yang agresif, termasuk insiden di Meksiko yang memaksa saingan terdekatnya, Lando Norris dari McLaren, keluar jalur, pembalap Red Bull itu tiba di Interlagos dengan keunggulan 47 poin. Meski demikian, dia dihujani kritik.
Dalam dua balapan terakhir dari tripple-header (tiga kali berturut-turut) ini, pembalap Belanda berusia 27 tahun tersebut mendapat kecaman. Dia dianggap sebagai pembalap "berbahaya." Norris mengatakan bahwa Verstappen mendapatkan balasan yang pantas. Sementara itu, mantan juara dunia Damon Hill menyamakannya dengan karakter antagonis Dick Dastardly dari serial kartun Wacky Races.
Sebagai tanggapan, Verstappen mengeluhkan performa mobilnya dan menyoroti ketidakkonsistenan keputusan steward Formula 1 yang menurutnya terlalu diatur. Hal ini juga mendorong para pembalap dalam pertemuan pekan lalu untuk menyerukan panduan baru tentang manuver menyalip.
"Saya hanya membalap sesuai dengan naluri," tutur Verstappen. Pekan lalu tidak ada masalah. Pekan ini malah mendapat penalti 20 detik. Dia tidak akan menangis tentang ini dan juga tidak akan memberikan pendapat. Masalah terbesarnya saat itu buruk dalam kecepatan balapan.
Sikap Verstappen terhadap kritik atas taktiknya yang mengerem mendadak untuk memimpin di tikungan membuatnya kurang populer menjelang salah satu ajang balap paling menarik perhatian ini. Menurut pembalap Mercedes, George Russell, 19 dari 20 pembalap mendukung perubahan regulasi untuk mengakhiri taktik. Menurut Hill (juara 1996), taktik baru memungkinkan Verstappen menggunakan mobilnya sebagai "senjata."
Hill berkomentar dalam sebuah podcast di Sky Sports. Menurut Hill, dari rekaman jelas terlihat bahwa Verstappen tidak berusaha mengurangi kecepatan, memberi ruang, atau melewati tikungan dengan aman bagi Lando.
Manuver Sembrono
Baginya, ini semata-mata soal tidak mau dilewati. Manuver keduanya sangat sembrono. Ini persis seperti Dick Dastardly. Dia mempercepat mobil ke apex dan membuat Lando keluar jalur. Lando nyaris tidak punya pilihan. Dua kali menjadi juara di Brasil dan mengungguli Norris tahun lalu, Verstappen kali ini mengincar kemenangan pertamanya dalam 11 Grand Prix sejak Spanyol bulan Juni lalu. Dia terus mengalami rentetan tanpa kemenangan. Musim ini terburuk dalam empat tahun terakhir.
Menurut ayahnya, Jos Verstappen, kecil kemungkinan Max akan mengubah gaya membalapnya. "Max harus membalap seperti keinginannya," tandas Jos. Verstappen harus melakukannya karena mobilnya tidak cukup kompetitif. Dia melakukan segalanya untuk memenangkan gelar.
Dia tidak akan mengubah gayanya hanya karena ada beberapa steward yang tidak menyukainya. FIA perlu meninjau siapa yang mereka tempatkan sebagai steward dan apakah ada potensi konflik kepentingan di sana. Jos adalah mantan pembalap F1.
Komentar ini muncul setelah pernyataan Max Verstappen sebelumnya, tidak memiliki sesuatu untuk mendapat persetujuan dari para pengkritiknya. Hal itu dianggapnya merujuk kepada para steward asal Inggris seperti Johnny Herbert dan Tim Mayer yang mungkin memiliki konflik kepentingan.
Kontroversi tentang gaya membalap Verstappen juga mengundang tanggapan dari komentator asal Inggris, Martin Brundle. Mantan pembalap F1 sekaligus rekan satu generasi Jos Verstappen ini mengatakan, Max adalah juara berkali-kali dengan bakat luar biasa yang tak tertandingi. Tetapi warisannya bisa tercoreng oleh sikap seperti ini dan sangat disayangkan.
Ketegangan ini kemungkinan akan memuncak lagi saat Verstappen, dengan potensi penalti lima posisi start akibat pergantian mesin, berupaya memperbaiki posisinya usai finis keenam di Meksiko. Norris menempati posisi kedua di belakang Carlos Sainz dari Ferrari.
- Baca Juga: Italia Jumpa Australia di Semifinal Davis Cup
- Baca Juga: AC Milan Manfaatkan Situasi Sulit Juventus
Setelah dua kemenangan beruntun, Ferrari kini mengincar gelar konstruktor pertama sejak 2008, dengan jarak hanya 30 poin dari McLaren. Sementara itu, juara bertahan Red Bull, dengan Sergio Perez yang berjuang mempertahankan posisinya, tergeser ke urutan ketiga. ben/AFP/G-1
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik