
Mati Lampu, Untung Ada PLTA Bengkok
Foto: PLTA Bengkok di Dago, BandungPeristiwa mati listrik berjam-jam di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta sebagian wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah pada hari Minggu awal Agustus lalu tentu masih belum hilang dalam ingatan. Betapa tidak, ketika itu aktivitas warga jadi terganggu, pengguna kereta rel listrik terpaksa harus mengalihkannya ke transportasi lain, dan pelanggan transportasi dalam jaringan (online) tak bisa order.
Manakala pelanggan Jabodetabek pasrah menunggu berjam-jam PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memperbaiki jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Ungaran-Pemalang, warga Bandung dan sekitarnya ternyata hanya merasakan mati lampu beberapa jam.
"Inilah bedanya PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Kalau PLTA cukup hanya beberapa saat saja bisa langsung on, sedangkan PLTU butuh waktu lama dan butuh tenaga besar untuk hidup kembali," kata Supervisor Senior Humas dan Keamanan PLTA Saguling PT Indonesia Power, Agus Suryana, di Bandung, pekan lalu.
- Baca Juga: Bahas Pengaduan Konsumen
- Baca Juga: Rupiah Kamis Pagi Melemah Jadi Rp16.353 per Dollar AS
Pembangkit yang dimaksud itu adalah PLTA Bengkok yang berlokasi di Dago Atas, Bandung. Hebatnya, pembangkit dari energi air Sungai Cikapundung ini sudah beroperasi sejak 1923, tepatnya sejak zaman Belanda.
PLTA Bengkok mempunyai kapasitas 3x1,050 Kilowatt (KW) dan menjadi pendukung bagi kelistrikan di daerah Jawa Barat, khususnya di Bandung. Listrik dari PLTA Bengkok masuk dalam sistem Jawa-Bali.
Agus mengungkapkan, pembangkit yang berusia 95 tahun ini merupakan warisan budaya sehingga harus tetap mempertahankan mesin peninggalan Belanda itu. Meski begitu, jika ada mesin yang rusak tentu saja akan ada rekondisi. "Kami punya program perawatan satu tahunan dan lima tahunan," ungkap Agus saat media gathering yang diadakan PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya.
Diketahui, PLTA Bengkok memiliki tiga turbin dengan kapasitas 3 x 1.050 kilowatt (kW) atau 3,15 megawatt (MW). Ketiga mesin tersebut masih dapat beroperasi dengan kapasitas penuh, asalkan debit air memadai, yakni dibutuhkan sebanyak 3,025 m3 per detik.
Pasokan air berasal dari Sungai Cikapundung yang dibendung dan dialirkan ke kolam pengendap Batangawi melalui saluran tertutup sepanjang 2 kilometer. Kemudian dialirkan ke kolam tando (penampung) harian dan disalurkan ke power house PLTA Bengkok dengan pipa 830 meter.Sisa air dari PLTA Bengkok digunakan membangkitkan satu unit turbin PLTA Dago 700 kW atau 0,7 MW yang tak jauh dari PLTA Bengkok. yok/AR-2
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Gawat, Kredit Macet Pinjol Kian Mengkhawatirkan, Jumlahnya Sangat Fantastis
- 2 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 3 Pendaftaran SNBP Jangan Dilakukan Sekolah
- 4 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji
- 5 Elon Musk Luncurkan Grok 3, Chatbot AI yang Diklaim 'Sangat Pintar'