
Investor Harap-harap Cemas Kebijakan Tarif Presiden Trump, Simak Proyeksi Rupiah
Foto: istimewaJAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya tengah pekan ini. Sentimen eksternal diperkirakan masih dominan mempengaruhi pelemahan tersebut.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi melihat penguatan indeks dollar AS masih berlanjut. Investor cemas dengan ketidakpastian atas rencana kebijakan tarif perdagangan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (19/2), bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran 16.260 - 16.320 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Selasa (18/2), di Jakarta melemah hingga 50 poin atau 0,13 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.278 rupiah per dollar AS.
“Ketidakpastian yang berkelanjutan atas rencana Trump untuk tarif perdagangan, bahkan ketika Presiden AS mengisyaratkan bahwa tarif timbal baliknya pada mitra dagang AS baru akan dikenakan pada bulan April,” ucapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Di samping itu, dilaporkan bahwa Uni Eropa sedang mempertimbangkan kontrol impor pada barang-barang AS tertentu. Langkah ini dinilai sebagai dapat menandai peningkatan ketegangan perdagangan dengan AS.
Pada pekan lalu, Trump disebut telah mengenakan tarif 25 persen terhadap semua impor baja dan aluminium yang berkonsekuensi terhadap peningkatan kekhawatiran atas tindakan balasan dari negara lain. Seiring dengan faktor tersebut, pasar waspada terhadap suku bunga AS yang tetap tinggi untuk waktu lebih lama.
“Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan pada hari Selasa bahwa meskipun ia tidak melihat tarif Trump menyebabkan lonjakan besar dalam inflasi, ia masih mendukung untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil untuk waktu yang lebih lama. Komentar Waller muncul setelah data minggu lalu menunjukkan inflasi AS tumbuh lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari,” ungkap dia.
Berita Trending
- 1 Gawat, Kredit Macet Pinjol Kian Mengkhawatirkan, Jumlahnya Sangat Fantastis
- 2 Gagal Eksplorasi, Kampus Urung Kelola Tambang
- 3 KLH dan Norwegia Bahas Perluasan Kerja Sama Bidang Lingkungan
- 4 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 5 Kemensos Akan Tertibkan Pelayanan Lembaga Kesejahteraan Sosial