Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Bumi

Matahari yang Lebih Redup

Foto : Professor Dietmar Müller/University of Sydney
A   A   A   Pengaturan Font

Sohl mengatakan, bukti utama parahnya peristiwa es berasal dari bukti geologis adanya gletser di dekat khatulistiwa. Jika es di daratan sampai ke garis lintang rendah, seperti yang dikemukakan argumen tersebut, maka es tersebut pasti tersebar ke mana-mana.

Respons iklim secara keseluruhan ini disebabkan oleh tingginya reflektifitas. Es yang berwarna putih memantulkan 55 hingga 80 persen sinar matahari yang masuk, mengirimkan energi tersebut kembali ke luar angkasa sebelum dapat menghangatkan planet ini.

Sebagai perbandingan, air laut hanya memantulkan 12 persen, dan wilayah daratan memantulkan antara 10 dan 40 persen, sehingga lebih banyak panas matahari yang diserap oleh kondisi permukaan ini. Faktor tambahan dalam pendinginan planet ini adalah matahari 6 persen lebih redup pada periode Cryogenian dibandingkan sekarang.

Model awal menunjukkan bahwa ketika es mencapai garis lintang tropis, putaran umpan balik positif akan terjadi, di mana lapisan es akan menyebabkan suhu lebih rendah, yang akan menambah lebih banyak lapisan es, yang akan menurunkan suhu lebih jauh lagi. Efek tak terduga ini mungkin akan terus berlanjut hingga seluruh planet membeku, bahkan lautan pun tertutup lapisan es setebal satu kilometer.

Para ilmuwan kesulitan menjelaskan bagaimana bola salju yang keras bisa mencair. Salah satu usulannya adalah aktivitas gunung berapi melepaskan gas rumah kaca yang pada akhirnya akan menghangatkan kembali planet ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top