Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Candi Borobudur

Matahari Pagi di Candi Borobudur

Foto : istimewa

Menikmati keindahan matahari pagi di candi Borobudur

A   A   A   Pengaturan Font

Mulanya Candi Borobudur adalah berupa rancangan stupa tunggal yang sangat besar memahkotai puncaknya. Kemudian stupa tersebut dibongkar dan diganti menjadi tiga barisan stupa kecil dan satu stupa induk seperti sekarang. Pembangunan Candi Borobudur dilakukan pertamakali dengan membangun fondasi dasar candi. Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti dan diperkirakan dimulai pada tahun 750 Masehi. Borobudur dibangun di atas sebuah bukit, bagian atas bukit dipapas, diratakan dan pelataran yang datar diperluas. Borobudur terbuat dari batu andesit, tapi hanya sebagian.
Bagian bukit tanah dipadatkan dan ditutup struktur batu sehingga menyerupai cangkang yang membungkus bukit tanah. Sisa bagian bukit ditutup struktur batu, lapis demi lapis. Awalnya Borobudur dibangun dengan tingkatan bersusun seperti rancangan piramida.

Namun susunan tersebut diubah dan sebagai gantinya, dibangun tiga undakan pertama yang menutup struktur asli piramida yang diubah. Nama Borobudur sendiri berarti 'Vihara Buddha Uhr' yang berasal dari bahasa Sansekerta dan berarti Biara Buddha di bukit. Memang saat itu, Borobudur terletak di sebuah bukit. Tahap pembangunan berikutnya tidak banyak proses dilakukan. Hanya ada penambahan dua undakan persegi, pagar langkan dan satu undak melingkar. Di atasnya langsung dibangun sebuah stupa tunggal yang sangat besar. Pada tahap selanjutnya terjadi perubahan rancangan bangunan. Undak atas lingkaran dengan stupa tunggal induk besar dibongkar dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa yang lebih kecil dibangun berbaris melingkar pada pelataran undakan ini dengan satu stupa induk yang besar berada di bagian tengahnya. Fondasi candi juga agak diperlebar dan kemudian dibangun kaki tambahan yang membungkus kaki asli, sekaligus menutup relief Karmawibhangga.
Tahap terakhir pembangunan dilakukan sedikit perubahan kecil dan penyelesaian. Perubah itu meliputi penyempurnaan relief, penambahan pagar langkan terluar, perubahan tangga dan pelengkung atas gawang pintu serta pelebaran ujung kaki. Setelah itu candi Borobudur selesai dibangun. Diperkirakan selesai secara total sekitar tahun 850 Masehi.

Penemuan Candi Borobudur
Candi Borobudur sempat tersembunyi dan telantar selama berabad-abad. Borobudur terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi pohon dan semak belukar. Orang melihatnya Borobudur saat itu menyerupai bukit. Borobudur ditinggalkan dan dibiarkan tidak terawat. Diperkirakan antara tahun 928 sampai 1006 Masehi ketika Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur, karena adanya letusan gunung berapi diperkirakan salah satu faktor kenapa Borobudur ditinggalkan.

Masuknya kerajaan Islam di abad ke 15 juga membuat Borobudur kian dilupakan. Baru pada tahun 1814 Masehi, candi Borobudur kembali ditemukan lagi. Saat itu pulau Jawa ada di bawah pemerintahan Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles selaku Gubernur Jenderal. Raffles memang sangat tertarik pada sejarah dan kebudayaan Jawa. Saat melakukan inspeksi ke Semarang, Raffles mendengar kabar adanya monumen besar yang letaknya tersembunyi di dalam hutan dekat desa Bumisegoro. Ia kemudian mengutus H. C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki keberadaan bangunan besar ini.

Memakan waktu sekitar dua bulan, Cornelius beserta 200 bawahannya menebang pepohonan dan semak belukar yang tumbuh di bukit Borobudur dan membersihkan lapisan tanah yang mengubur candi ini. Ia melaporkan temuan ini dan memberi sketsa candi Borobudur pada Raffles. Maka Raffles dianggap berjasa atas penemuan kembali Candi Borobudur dan mulai menarik perhatian dunia atas keberadaan monumen yang pernah hilang ini.

Hartmann, seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda di Keresidenan Kedu meneruskan kerja Cornelius. Pada tahun 1835 Masehi, akhirnya seluruh bagian bangunan candi telah tergali dan bisa terlihat. Pemerintah Hindia Belanda menugaskan F. C. Wilsen, seorang insinyur pejabat Belanda bidang teknik untuk mempelajari monumen ini. Setelah itu terus dilakukan penelitian terkait candi Borobudur oleh Pemerintah Hindia Belanda. Borobudur pun kian terkenal hingga mengundang kolektor candi untuk berkunjung. Borobudur juga sempat menjadi target pencuri artefak candi untuk kemudian dijual mahal.
Pada 1882, kepala inspektur artefak budaya menyarankan agar Borobudur dibongkar seluruhnya dan reliefnya dipindahkan ke museum akibat kondisi yang tidak stabil, ketidakpastian dan pencurian yang marak di sekitar candi. Namun seorang arkeolog bernama Groenveldt yang ditunjuk pemerintah menggelar penyelidikan menyeluruh atas situs dan kemudian menyarankan agar bangunan ini dibiarkan utuh dan tidak dibongkar untuk dipindahkan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top