Thailand Terapkan Sistem Imigrasi Baru untuk Turis
Foto: The Straits Times/ReutersThailand akan meluncurkan sistem Otorisasi Perjalanan Elektronik (ETA) untuk semua wisatawan yang bepergian dari negara-negara yang bebas visa mulai Desember 2024. Menurut laporan, sistem baru ini dirancang untuk meningkatkan keamanan dan menyederhanakan prosedur imigrasi untuk memastikan pelacakan pengunjung berjalan efisien, sekaligus mempertahankan status Thailand sebagai salah satu tujuan wisata global terkemuka.
Dilansir dari Times of India, Kementerian Luar Negeri Thailand mengungkapkan, sistem ETA akan berlaku untuk pengunjung dari 93 negara yang bebas visa, bebas visa, meskipun warga negara Malaysia, Laos, dan Kamboja tidak termasuk. Kementerian menyatakan bahwa tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk menyederhanakan proses imigrasi, dan memungkinkan wisatawan untuk merasakan pengalaman masuk tanpa hambatan sementara pihak berwenang Thailand mempertahankan kontrol atas keamanan nasional.
"Langkah ini merupakan bagian dari upaya Thailand yang lebih luas untuk memastikan keamanan nasional dan meningkatkan manajemen arus pengunjung tanpa mengorbankan statusnya sebagai tujuan wisata utama dunia," demikian bunyi sebuah pernyataan," CNBC International, Jumat (20/9).
Laporan juga mengatakan bahwa setiap ETA yang disetujui akan berlaku untuk satu kali masuk ke Thailand, dan akan memungkinkan pelancong untuk tinggal di negara tersebut hingga 60 hari. Mereka akan memberi mereka kesempatan untuk menghabiskan satu bulan lagi di wilayah tersebut; yaitu 30 hari lagi dalam program ini.
Desain sistem ini adalah untuk menawarkan opsi fleksibilitas kepada para wisatawan, serta memastikan bahwa warga negara yang bebas visa mengikuti peraturan negara. Sistem ETA ini akan diimplementasikan bersama dengan sistem visa elektronik yang akan diintegrasikan oleh pemerintah Thailand ke dalam satu sistem online pada bulan Juni 2025.
Mendapatkan ETA akan mudah karena prosesnya hanya melibatkan pengisian formulir online untuk pemohon. Wisatawan akan diminta untuk memasukkan informasi mereka melalui aplikasi dan tidak ada biaya yang akan dikenakan untuk memproses aplikasi tersebut. Hal ini akan sangat membantu para wisatawan dan mengurangi jumlah formalitas saat melintasi perbatasan negara yang berbeda.
Salah satu manfaat terbesar dari memiliki ETA adalah menggunakan gerbang imigrasi otomatis di pintu masuk. Dengan demikian, penggunaan ETA akan menghilangkan urusan panjang dengan petugas imigrasi yang membosankan dan memakan waktu, yang harus dilakukan adalah memindai QR yang disediakan saat tiba. Namun, pengunjung hanya diizinkan untuk tinggal selama jangka waktu yang ditentukan yang jika melebihi batas waktu yang ditentukan akan dianggap sebagai pelanggaran yang akan dikenai hukuman.
Meskipun ETA akan meningkatkan durasi tinggal serta meningkatkan kecepatan proses imigrasi, hal ini tidak memberikan izin masuk individu ke Thailand. Petugas pengawas perbatasan akan terus memiliki keleluasaan untuk menentukan apakah seorang pelancong dapat atau tidak dapat memasuki negara ini.
Jadwal untuk sistem pintu masuk baru ini belum ditetapkan untuk Thailand, oleh karena itu para pelancong disarankan untuk terus mengikuti perkembangan ETA agar dapat memenuhi semua kewajiban yang relevan untuk mendapatkan perjalanan yang mudah. Oleh karena itu, Inisiatif ini menunjukkan kesediaan Thailand dalam meningkatkan kenyamanan perjalanan sekaligus mengamankan perbatasannya.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- KPU RI Targetkan Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Sekitar 82 Persen
- Program Bumi Berdaya Pacu Daya Saing SDM
- Sampah Hasil Pendakian di Gunung Rinjani Capai 31 Ton
- COP29 Diperpanjang, Negara Miskin Tolak Tawaran 250 Miliar Dollar AS
- Belanda Pertama Kali Melaju ke Final Piala Davis Usai Kalahkan Jerman