Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Candi Borobudur

Matahari Pagi di Candi Borobudur

Foto : istimewa

Menikmati keindahan matahari pagi di candi Borobudur

A   A   A   Pengaturan Font

Wisata kelas dunia Candi Borobudur yang berada di Jawa Tengah segera dibuka kembali untuk umum setelah ditutup sejak Maret 2020 karena merebaknya pandemi Covid-19.

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) akan membuka kembali operasional taman wisata candi beserta fasilitasnya. Pembukaan tempat wisata tersebut rencananya akan dilakukan pada Juni 2020.

"Dengan telah diterapkannya the new normal pariwisata diharapkan dapat membangun kepercayaan wisatawan, sehingga dunia pariwisata dan perekonomian di kawasan ini dapat bangkit kembali," kata Direktur Utama PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono pada Antara. Obyek wisata Candi Borobudur, di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, sudah siap dibuka kembali untuk kunjungan wisatawan. Pembukaan kembali aktivitas wisata di Candi Borobudur bakal menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta dilaksanakan bertahap dengan pembatasan jumlah pengunjung.

Kepastian ini diperoleh setelah pengelola Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) sukses menggelar simulasi penerapan protokol kesehatan sesuai tatanan New Normal, di lingkungan Candi Borobudur. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan, setelah ditutup untuk aktivitas kunjungan wisatawan selama tiga bulan atau sejak 20 Maret 2020, pada 10 Juni, Candi Borobudur mulai disiapkan untuk dibuka kembali. "Salah satunya melalui pelaksanaan simulasi, seandainya, para wisatawan sudah diizinkan memasuki kawasan candi yang menjadi ikon pariwisata Provinsi Jawa Tengah ini," ungkapnya, usai mengikuti jalannya simulasi.

Sejak tiba di pintu gerbang area parkir, peraturan protokol kesehatan mulai dilakukan dengan penyemprotan disinfektan terhadap seluruh mobil yang masuk. Setelah masuk, pengunjung turun dari mobil di area drop off. Kemudian para penumpang yang sudah turun dari mobil dikondisikan untuk antri pada kotak berjarak yang sudah disiapkan dan mereka harus bergantian cuci tangan di wastafel yang telah disiapkan oleh pengelola TWBC.

Sebelum berjalan menuju loket penjualan tiket, pengunjung juga harus memasuki bilik disinfektan yang menyemprotkan air sabun. "Jaga jarak jadi peraturan yang banyak diterapkan, tak terkecuali di pintu masuk ke kawasan candi," kata Ganjar.

Jika pengunjung enggan menunggu karena panjangnya antrian, lanjut Ganjar, pengelola juga menyiapkan loket elektronik. Yang terakhir pemeriksaan suhu badan, dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan barang- barang bawaan. Ketika ada pengunjung yang suhu badannya mencapai 37,8 derajat Celcius, maka yang bersangkutan akan diminta untuk kembali atau tidak boleh masuk ke candi.
Seluruh peraturan ini telah disimulasikan dari awal agar bisa menyiapkan SOP wisata yang aman sehingga tidak ada penularan. Jika SOP tersebut bisa ditepati oleh pengelola TWCB, bukan tidak mungkin akan jadi percontohan untuk diterapkan di destinasi wisata yang lain di Jawa Tengah. Sedangkan untuk uji coba bagi wisatawan, gubernur mempersilakan pengelola TWCB membuka akhir pekan ini.

"Pekan depan boleh dibuka terlebih dahulu untuk 100 orang. Mungkin teman-teman wartawan yang mengawali, terus 200 orang, bisa untuk teman- teman yang akan memberi penilaian," tegas Gubernur. Selanjutnya Gubernur juga mengingatkan, sebelum akhirnya benar-benar dibuka bagi wisatawan, harus dipastikan setidaknya di kawasan sekitar Candi Borobudur harus dipastikan tidak ada penambahan kasus positif Covid-19 selama 14 hari berturut-turut.

Candi Borobudur hanya akan dibuka maksimal untuk 5.000 orang pengunjung setiap hari atau hanya 20 persen dari total kunjungan wisatawan pada hari normal. Pengelola akan melihat lebih dahulu selama 14 hari ke depan, kalau memang benar-benar konsisten tidak ada penambahan kasus atau bahkan penurunan, maka akan dibuka bagi wisatawan.
Kunjungan normal per hari mencapai 7.000 orang pengunjung. "Selain Candi Borobudur, dalam waktu dekat juga bakal dilakukan simulasi penerapan protokol kesehatan di Candi Prambanan dan Candi Boko," jelas Gubernur.

Sejarah Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah candi yang menjadi salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia (world heritage).
Hal tersebut tak lepas dari kehebatan para pembuatnya di masa lampau. Sampai saat ini tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapa yang membangun Borobudur dan apa tujuan membangun candi ini. Diperkirakan candi Borobudur dibangun pada tahun 800 Masehi. Perkiraan waktu tersebut didasarkan pada perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang umumnya digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Candi Borobudur dibangun pada masa kerajaan dinasti Syailendra di Jawa Tengah antara kurun waktu 760 sampai 830 Masehi.

Proses pembangunannya diperkirakan menghabiskan waktu 75 sampai 100 tahun lebih. Candi Borobudur benar-benar selesai seluruhnya pada masa pemerintahan raja Samaratungga (825 Masehi).
Sampai saat ini masih belum diketahui siapa yang membangun candi Borobudur. Yang jelas candi Borobudur dibangun saat kejayaan dinasti Syailendra. Tercatat warga dinasti Syailendra adalah penganut agama Buddha aliran Mahayana yang taat. Namun berdasarkan temuan prasasti Sojomerto, menunjukkan bahwa awalnya mereka mungkin beragama Hindu Siwa. Di era itu memang banyak dibangun berbagai candi Hindu dan Buddha. Candi Borobudur sendiri dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan dengan candi-candi di Dataran Prambanan, meskipun Borobudur selesai lebih dahulu sekitar tahun 825 M.

Mulanya Candi Borobudur adalah berupa rancangan stupa tunggal yang sangat besar memahkotai puncaknya. Kemudian stupa tersebut dibongkar dan diganti menjadi tiga barisan stupa kecil dan satu stupa induk seperti sekarang. Pembangunan Candi Borobudur dilakukan pertamakali dengan membangun fondasi dasar candi. Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti dan diperkirakan dimulai pada tahun 750 Masehi. Borobudur dibangun di atas sebuah bukit, bagian atas bukit dipapas, diratakan dan pelataran yang datar diperluas. Borobudur terbuat dari batu andesit, tapi hanya sebagian.
Bagian bukit tanah dipadatkan dan ditutup struktur batu sehingga menyerupai cangkang yang membungkus bukit tanah. Sisa bagian bukit ditutup struktur batu, lapis demi lapis. Awalnya Borobudur dibangun dengan tingkatan bersusun seperti rancangan piramida.

Namun susunan tersebut diubah dan sebagai gantinya, dibangun tiga undakan pertama yang menutup struktur asli piramida yang diubah. Nama Borobudur sendiri berarti 'Vihara Buddha Uhr' yang berasal dari bahasa Sansekerta dan berarti Biara Buddha di bukit. Memang saat itu, Borobudur terletak di sebuah bukit. Tahap pembangunan berikutnya tidak banyak proses dilakukan. Hanya ada penambahan dua undakan persegi, pagar langkan dan satu undak melingkar. Di atasnya langsung dibangun sebuah stupa tunggal yang sangat besar. Pada tahap selanjutnya terjadi perubahan rancangan bangunan. Undak atas lingkaran dengan stupa tunggal induk besar dibongkar dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa yang lebih kecil dibangun berbaris melingkar pada pelataran undakan ini dengan satu stupa induk yang besar berada di bagian tengahnya. Fondasi candi juga agak diperlebar dan kemudian dibangun kaki tambahan yang membungkus kaki asli, sekaligus menutup relief Karmawibhangga.
Tahap terakhir pembangunan dilakukan sedikit perubahan kecil dan penyelesaian. Perubah itu meliputi penyempurnaan relief, penambahan pagar langkan terluar, perubahan tangga dan pelengkung atas gawang pintu serta pelebaran ujung kaki. Setelah itu candi Borobudur selesai dibangun. Diperkirakan selesai secara total sekitar tahun 850 Masehi.

Penemuan Candi Borobudur
Candi Borobudur sempat tersembunyi dan telantar selama berabad-abad. Borobudur terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi pohon dan semak belukar. Orang melihatnya Borobudur saat itu menyerupai bukit. Borobudur ditinggalkan dan dibiarkan tidak terawat. Diperkirakan antara tahun 928 sampai 1006 Masehi ketika Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur, karena adanya letusan gunung berapi diperkirakan salah satu faktor kenapa Borobudur ditinggalkan.

Masuknya kerajaan Islam di abad ke 15 juga membuat Borobudur kian dilupakan. Baru pada tahun 1814 Masehi, candi Borobudur kembali ditemukan lagi. Saat itu pulau Jawa ada di bawah pemerintahan Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles selaku Gubernur Jenderal. Raffles memang sangat tertarik pada sejarah dan kebudayaan Jawa. Saat melakukan inspeksi ke Semarang, Raffles mendengar kabar adanya monumen besar yang letaknya tersembunyi di dalam hutan dekat desa Bumisegoro. Ia kemudian mengutus H. C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki keberadaan bangunan besar ini.

Memakan waktu sekitar dua bulan, Cornelius beserta 200 bawahannya menebang pepohonan dan semak belukar yang tumbuh di bukit Borobudur dan membersihkan lapisan tanah yang mengubur candi ini. Ia melaporkan temuan ini dan memberi sketsa candi Borobudur pada Raffles. Maka Raffles dianggap berjasa atas penemuan kembali Candi Borobudur dan mulai menarik perhatian dunia atas keberadaan monumen yang pernah hilang ini.

Hartmann, seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda di Keresidenan Kedu meneruskan kerja Cornelius. Pada tahun 1835 Masehi, akhirnya seluruh bagian bangunan candi telah tergali dan bisa terlihat. Pemerintah Hindia Belanda menugaskan F. C. Wilsen, seorang insinyur pejabat Belanda bidang teknik untuk mempelajari monumen ini. Setelah itu terus dilakukan penelitian terkait candi Borobudur oleh Pemerintah Hindia Belanda. Borobudur pun kian terkenal hingga mengundang kolektor candi untuk berkunjung. Borobudur juga sempat menjadi target pencuri artefak candi untuk kemudian dijual mahal.
Pada 1882, kepala inspektur artefak budaya menyarankan agar Borobudur dibongkar seluruhnya dan reliefnya dipindahkan ke museum akibat kondisi yang tidak stabil, ketidakpastian dan pencurian yang marak di sekitar candi. Namun seorang arkeolog bernama Groenveldt yang ditunjuk pemerintah menggelar penyelidikan menyeluruh atas situs dan kemudian menyarankan agar bangunan ini dibiarkan utuh dan tidak dibongkar untuk dipindahkan.

Proses pemugaran terjadi pada tahun 1900 Masehi, pemerintah Hindia Belanda mengambil langkah menjaga kelestarian monumen ini. Dibentuk komisi yang terdiri dari seorang sejarawan seni bernama Brandes, seorang insinyur dan tentara Belanda bernama Theodoor van Erp dan insinyur ahli konstruksi bangunan Departemen Pekerjaan Umum bernama Van de Kamer. Pemugaran candi dilakukan dengan memperhatikan banyak hal. Antara lain adalah perbaikan sistem drainase, pengaturan sudut bangunan, pemindahan batu yang membahayakan, penguatan pagar langkan pertama dan pemugaran beberapa relung, gerbang, stupa dan stupa utama.

Candi Borobudur memiliki tinggi yang mencapai 42 meter namun saat ditemukan dan hingga kini tingginya adalah 34,5 meter. Ada tingkatan yang memang terkubur dan dibiarkan terkubur karena alasan menguatkan pondasi candi dan yang kedua adalah karena tingkatan terbawah memiliki gambar panel hubungan suami istri.

Pada akhir 1960an, pemerintah Indonesia telah mengajukan permintaan kepada masyarakat internasional untuk pemugaran besar-besaran demi melindungi monumen ini.
Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan UNESCO mengambil langkah untuk perbaikan menyeluruh candi dalam suatu proyek besar yang dimulai sejak tahun 1975 sampai tahun 1982.
Setelah renovasi, tepatnya pada tahun 1991, UNESCO kemudian memasukkan Candi Borobudur ke dalam daftar Situs Warisan Dunia dan masuk dalam kriteria Budaya.

Akses ke Borobudur
Untuk menuju obyek wisata ini sangat mudah. Candi Borobudur berada di Jalan Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Karena obyek wisata ini berada di pinggir jalan raya, maka wisatawan akan lebih mudah lagi mencarinya. Selain itu, karena lokasinya berdekatan dengan Yogyakarta kurang lebih dua jam perjalanan dari kota Jogja, maka banyak kendaraan umum dan taksi yang menuju ke lokasi ini.
Manfaatkan diskon 10 persen yang akan diberikan jika datang bersama rombongan berjumlah 30 orang. Ars

Komentar

Komentar
()

Top