![Masyarakat Didorong BBM Kualitas Tinggi](https://koran-jakarta.com/images/article/masyarakat-didorong-bbm-kualitas-tinggi-220315085616.jpeg)
Masyarakat Didorong BBM Kualitas Tinggi
![Masyarakat Didorong BBM Kualitas Tinggi](https://koran-jakarta.com/images/article/masyarakat-didorong-bbm-kualitas-tinggi-220315085616.jpeg)
Konsekuensi Kerusakan
Jika dipaksakan menggunakan BBM berkualitas rendah, lanjut Ahmad, kendaraan akan ngelitik (knocking) dengan beberapa konsekuensi. Pertama, mobil menjadi tidak bertenaga karena bensin dengan nilai RON (Research Octane Number) lebih rendah dari kebutuhan mesinnya akan terbakar oleh kompresi piston di ruang pembakaran mesin tanpa didahului percikan api busi.
Kedua, self ignition akan menyebabkan bensin lebih boros sekitar 20 persen karena terbakar percuma tanpa menghasilkan tenaga sehingga untuk menempuh jarak tertentu membutuhkan bensin lebih banyak. Ketiga, dengan borosnya bahan bakar maka hal ini akan meningkatkan emisi baik emisi rumah kaca (CO2) maupaun emisi pencemaran udara seperti PM, HC, CO, NOx, Sox.
"Belum lagi terjadinya detonasi yang menyebabkan keretakan piston, kerusakan ring-piston, busi, dan lain lain karena efek self ignition," katanya.
Pada kendaraan solar, tambah Ahmad, kendaraan Standar Euro 2 membutuhkan BBM dengan kadar belerang max 500 ppm. Sebagai contoh, solar 48 memiliki kadar sulfur rata-rata 1.378 ppm (2019).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya