Masyarakat Diajak Hibahkan Buku ke Perpustakaan oleh Dinas Arpus Semarang
Ilustrasi - Pengunjung sedang membaca buku di Micro Library Warak Kayu, perpustakaan ramah lingkungan yang terletak di kawasan Taman Kasmaran, Semarang, Senin (30/1).
Foto: ANTARA/Helena MutiaraSEMARANG - Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Kota Semarang mengajak masyarakat untuk menghibahkan buku-bukunya yang mungkin sudah tidak terpakai ke perpustakaan terdekat untuk menambah koleksi buku bacaan.
"Hibahkan saja (buku, red.) ke perpustakaan terdekat," kata Kepala Dinas Arpus Kota Semarang Endang Sarwiningsih Setyawulan di Semarang, Minggu, merefleksikan Hari Buku Anak Sedunia yang diperingati setiap tanggal 2 April.
Menurut dia, perpustakaan di Kota Semarang tidak hanya perpustakaan daerah, tetapi tersebar di berbagai lokasi, termasuk sekolah-sekolah dan taman baca masyarakat atau rumah pintar.
Ia menyebutkan jumlah perpustakaan yang tersebar di Semarang, termasuk perpustakaan sekolah dan rumah pintar mencapai sekitar 3.000 unit, tetapi tidak semuanya dinaungi Arpus Kota Semarang.
"Kebetulan, kewenangan kami perpustakaan sekolah untuk jenjang SMP ke bawah. SMP, SD, TK, dan PAUD. Kemudian taman baca masyarakat. Yang kami bina sekitar 1.000-an perpustakaan," katanya.
Diakuinya, minat baca masyarakat sebenarnya cukup besar, termasuk di kalangan anak-anak muda, tetapi perpustakaan memang memiliki kendala keterbatasan koleksi buku-buku bacaan.
Karena itu, Endang mendorong masyarakat untuk mau menghibahkan atau menyumbangkan koleksi buku-buku bacaannya, termasuk bacaan anak ke perpustakaan sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan.
"Minat baca masyarakat sebenarnya tidak kurang. Meski sekarang era internet, masih cukup banyak orang yang berkunjung ke perpustakaan daerah untuk mencari berbagai buku bacaan," ujarnya.
Untuk tingkat kunjungan rata-rata per hari, Endang menyebutkan saat ini memang mengalami penurunan, tetapi lebih karena persoalan lokasi, mengingat Arpus Kota Semarang baru saja pindah dari sebelumnya di pusat kota.
"Dulu ketika perpustakaan daerah masih di Gedung Pandanaran, tingkat kunjungan 100 orang lebih kalau sehari. Setelah pindah ke Tembalang, ya sekitar 50-70 orang rata-rata yang berkunjung," katanya.
Selain melayani peminjaman buku secara fisik, lanjut dia, perpustakaan daerah juga menyediakan aplikasi perpustakaan digital bernama "Si Booky" untuk memudahkan masyarakat dalam membaca koleksi "e-book".
"Ya, 'e-book' ini juga turut berdampak pada kunjungan ke perpustakaan. Karena, mau baca buku kan tinggal buka lewat aplikasi. Tapi koleksi 'e-book' memang masih terbatas," pungkas Endang.
Redaktur: -
Penulis: Alfred, Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
Berita Terkini
- Dairy Champ Gandeng Barista Ciptakan Dua Menu Kopi Krimi
- Morant Bantu Grizzlies Atasi Timberwolves
- Pemprov DKI Imbau Warga Hindari Sisi Timur Jalan Raya Bogor Pekan Depan, Ternyata karena Hal Ini
- Shi Yuqi Raih Gelar Malaysia Open dengan Kemenangan Meyakinkan
- Cegah Stunting, Dinkes dan DP3AKB Biak Tingkatkan Layanan di 297 Posyandu