Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Perekonomian | Ekonomi Nasional pada Triwulan II-2024 Stagnan di Level 5,05 Persen

Masalah Domestik Hambat Pertumbuhan PDB Nasional

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi nasional stagnan di angka lima persen pada periode April-Juni lalu. Tekanan ekonomi global memang mempengaruhi ekonomi dalam negeri, namun lebih dari itu, sebenarnya masalah stagnasi pertumbuhan ini didominasi persoalan domestik.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menegaskan pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II-2024 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di angka lima persen. Hal ini menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah untuk menggenjot mesin pertumbuhan ekonomi nasional di sisa waktu tahun ini guna mencapai target 5,2 persen pada 2024.

"Pertumbuhan ekonomi kita stagnan di angka 5 persen, menunjukkan masih lesu," ucap Esther di Jakarta, Selasa (6/8).

Stagnasi pertumbuhan ekonomi ini, terang Esther, memang tak terlepas dari faktor global, tetapi lebih banyak faktor domestik karena selama beberapa tahun sejak 2022 ada kebijakan kontraktif, terutama di sisi fiskal.

Dari sisi fiskal, lanjutnya, ada kenaikan tarif pajak yang bisa menggerus daya beli masyarakat. "Akibatnya ekonomi melemah. Penurunan daya beli masyarakat ditandai dengan pengeluaran meningkat dan tabungan menengah turun," ucapnya.

"Solusinya adalah alokasikan anggaran untuk program prioritas (dampak jangka panjang dan multiplier effect lebih luas)," ucapnya.

Seperti diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 tercatat 5,05 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian pada kuartal II-2023 sebesar 5,17 persen.

Dibandingkan triwulan I-2024 atau quarter to quarter (qtq), pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II-2024 mencapai 3,79 persen. Capaian tersebut lebih baik dibandingkan catatan pada triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 0,83 persen.

"Pertumbuhan ekonomi RI pada triwulan II-2024 ditopang oleh aktivitas ekonomi domestik yang tetap kuat. Bahkan, nilainya mencapai 5,08 persen pada semester I-2024," jelas Deputi bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Jakarta, awal pekan ini.

Faktor Pendukung

Menanggapi laporan BPS, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perekonomian di Jakarta, Senin (5/8), mengatakan kinerja ekonomi Indonesia masih baik di tengah ketidakpastian global. Dia mengeklaim angka pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dibandingkan Tiongkok hingga Singapura.

"Ini dibandingkan dengan Tiongkok, kita masih lebih tinggi. Tiongkok tumbuh 4,7 persen, sedangkan Singapura sendiri 2,9 persen, Korea Selatan 2,3 persen, dan juga Meksiko kira-kira 2,24 persen," kata Airlangga.

Dia menguraikan pertumbuhan ekonomi yang baik itu didukung oleh inflasi yang tetap terkendali di angka 2,13 persen. Hal ini terlihat dari sejumlah komponen pengeluaran yang positif.

"Baik itu dari segi konsumsi rumah tangga kita 4,93 persen (yoy) dengan share 54,53 persen. Pengeluaran daripada LNPRT sebesar 9,98 persen. Kemudian juga konsumsi pemerintah positif 1,42 persen, PMTB, ekspor barang dan jasa, serta impor barang dan jasa," ucapnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top