Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gempa Bumi

Maroko Umumkan Masa Berkabung

Foto : AFP/Philippe LOPEZ

Tinggal di Jalanan I Sejumlah warga tinggal di jalanan di wilayah kota tua Marrakesh, Maroko, pada Minggu (10/9). Mereka tinggal di jalanan setelah gempa dahsyat mengguncang dan meratakan tempat tinggal mereka pada Jumat (8/9).

A   A   A   Pengaturan Font

TAFEGHAGHTE - Warga Maroko pada Minggu (10/9) berduka atas banyaknya korban jiwa akibat gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.000 orang, ketika tim penyelamat berlomba mencari korban selamat yang terperangkap di bawah reruntuhan desa yang rata dengan tanah.

Gempa bumi terkuat yang pernah tercatat di negara Afrika Utara ini telah menewaskan sedikitnya 2.012 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang, banyak di antaranya luka parah, menurut angka resmi terbaru.

Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter yang terjadi pada Jumat (8/9) terjadi 72 kilometer barat daya pusat wisata Marrakesh, menyapu bersih seluruh desa di perbukitan pegunungan Atlas.

"Saya kehilangan segalanya," kata Lahcen, warga desa pegunungan Moulay Brahim, yang istri dan empat anaknya termasuk di antara mereka yang tewas.

Petugas penyelamat menemukan jenazah ketiga putri Lahcen dari reruntuhan rumah mereka, namun belum menemukan jenazah istri dan putranya. Saya tidak bisa berbuat apa-apa sekarang, saya hanya ingin menjauh dari dunia dan berduka," ujar dia.

Pasukan dan layanan darurat bergegas mencapai desa-desa pegunungan terpencil di mana para korban masih dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan rumah, yang banyak di antaranya terbuat dari batu bata lumpur.

Provinsi Al-Haouz, lokasi pusat gempa, menderita korban jiwa terbanyak dengan 1.293 orang, diikuti oleh Provinsi Taroudant dengan 452 korban jiwa, menurut laporan pihak berwenang.

Pasca gempa banyak penduduk di kawasan wisata Marrakesh harus menghabiskan malam kedua dengan tidur di jalanan, meringkuk di bawah selimut dan di antara tas berisi barang-barang mereka.

Fatema Satir, seorang warga Marrakesh, mengatakan banyak yang tidur di jalanan karena takut rumah mereka runtuh. "Lihat di mana semua orang ini tidur," kata Satir. "Tidak ada bantuan bagi kami. Rumah kami retak, yang lain hancur, seperti rumah putri saya yang musnah. Kami dalam keadaan kacau," ucap dia.

Tanggapan Internasional

Menanggapi terjadinya gempa di Maroko, pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengumumkan tiga hari berkabung nasional sementara negara-negara termasuk Prancis, Israel, Italia, Spanyol, dan Amerika Serikat (AS), telah menawarkan bantuan.

Sementara pihak Palang Merah Internasional memperingatkan bahwa diperlukan waktu bertahun-tahun untuk memperbaiki kerusakan tersebut. "Kami memiliki tim pencarian dan penyelamatan yang siap dikerahkan. Kami juga siap mengeluarkan dana pada waktu yang tepat," kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS, Jon Finer.

Aljazair telah lama memiliki hubungan buruk dengan Maroko, membuka wilayah udaranya, yang telah ditutup selama dua tahun, untuk penerbangan yang membawa bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi korban cedera. ν AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top