Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS

Marcos Jr: Filipina Hadapi Ancaman Eksternal Besar

Foto : AFP/FREDERIC J BROWN

Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, pada Senin (10/6) mengatakan bahwa negaranya harus bersiap menghadapi segala kemungkinan akibat meningkatnya ketegangan di kawasan Indo-Pasifik terkait klaim kedaulatan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) serta masalah keamanan di sekitar negara tetangga Taiwan.

"Filipina telah lama berselisih dengan Tiongkok terkait LTS. Namun kedekatan negara tersebut dengan Taiwan menempatkannya dalam wilayah yang menjadi perhatian Tiongkok," kata Presiden Marcos Jr kepada pasukan di sebuah kamp militer di Provinsi Isabela di wilayah utara Cagayan, yang menghadap Taiwan.

Tiongkok memandang Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai bagian integral dari wilayahnya dan sangat menentang segala upaya menuju kemerdekaan Taiwan. Taiwan menolak klaim kedaulatan Tiongkok. Selain itu Taiwan juga merupakan rumah bagi lebih dari 150.000 warga Filipina.

"Ancaman dari luar kini semakin nyata, semakin mengkhawatirkan, dan itulah sebabnya kita harus bersiap," kata Marcos Jr dalam siaran pers yang disampaikan di istana presiden pada Selasa (11/6).

Pada 2023 lalu, Presiden Marcos Jr memberi pasukan Amerika Serikat (AS) akses ke pangkalan militer yang jumlahnya hampir dua kali lipat di tengah kekhawatiran atas meningkatnya aktivitas Tiongkok di LTS dan ketegangan di Taiwan.

Tiongkok mengatakan bahwa pemberian perluasan akses ke AS bisa memicu semakin memanasnya perselisihan.

Pada Mei lalu, militer Tiongkok melakukan latihan perang selama dua hari di sekitar Taiwan.

"Sekarang Anda mempunyai dua misi, padahal sebelumnya hanya misi keamanan dalam negeri," kata Marcos Jr kepada pasukannya seraya menekankan perlunya memperkuat kemampuan pertahanan eksternal.

Filipina tidak berusaha mengubah garis wilayah kedaulatannya termasuk zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan negara tersebut berkomitmen untuk mempertahankan diri sambil melakukan diplomasi, ucap Presiden Filipina itu.

"Tiongkok tidak punya kepentingan berada di ZEE Filipina," ucap Menteri Pertahanan Nasional Filipina, Gilberto Teodoro, dalam sebuah pernyataan. "Pesan utamanya adalah: 10 garis putus-putus adalah provokasi. Dan semuanya berkutat dari situ," imbuh dia mengacu pada garis berbentuk U di peta Tiongkok.

Garis tersebut, yang menurut Tiongkok didasarkan pada peta bersejarahnya, berputar sejauh 1.500 kilometer di selatan Pulau Hainan dan memotong ZEE Filipina, Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Vietnam. ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top