Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penguatan Penelitian

Manusia Menularkan Lebih Banyak Virus ke Hewan daripada Sebaliknya

Foto : ISTIMEWA

Hewan yang terkena dampak antroponosis, penularan dari manusia ke hewan, termasuk hewan peliharaan seperti sapi, babi, dan kuda.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Beberapa penyakit paling mematikan yang mengintai umat manusia berasal dari patogen yang berpindah dari hewan ke manusia. Virus penyebab AIDS, misalnya, disilangkan dari simpanse. Banyak ahli meyakini virus penyebab pandemi Covid-19 berasal dari kelelawar.

Namun, studi terbaru menunjukkan pertukaran ini tidak bersifat satu arah. Analisis terhadap seluruh rangkaian genom virus yang tersedia untuk umum menghasilkan hasil yang mengejutkan. Manusia memberikan lebih banyak virus, sekitar dua kali lebih banyak, kepada hewan daripada yang diberikan kepada kita.

Dikutip dari The Straits Times, para peneliti mengamati hampir 12 juta genom virus dan mendeteksi hampir 3.000 kasus virus yang berpindah dari satu spesies ke spesies lain. Dari jumlah tersebut, 79 persen melibatkan virus yang berpindah dari satu spesies hewan ke spesies hewan lainnya, 21 persen sisanya melibatkan manusia. Dari jumlah tersebut, 64 persen merupakan penularan dari manusia ke hewan, yang dikenal sebagai antroponosis, dan 36 persen adalah penularan dari hewan ke manusia, yang disebut zoonosis.

Hewan yang terkena dampak antroponosis, antara lain hewan peliharaan seperti kucing dan anjing; hewan peliharaan seperti babi, kuda dan sapi; burung seperti ayam dan bebek; primata seperti simpanse, gorila, dan monyet howler; dan hewan liar lainnya seperti rakun, marmoset berumbai hitam, dan tikus Afrika berbulu lembut.

Hewan liar, khususnya, lebih besar kemungkinannya untuk tertular penyakit dari manusia ke hewan dibandingkan sebaliknya.

"Hal ini benar-benar menyoroti dampak besar kita terhadap lingkungan dan hewan di sekitar kita," kata Cedric Tan, mahasiswa doktoral di bidang biologi komputasi di University College London (UCL) Genetics Institute, yang merupakan penulis utama studi yang diterbitkan minggu ini dalam jurnal Nature Ecology and Evolution.

Penularan Virus

Manusia dan hewan adalah inang bagi mikroba yang tak terhitung banyaknya yang dapat berpindah ke spesies lain melalui kontak dekat. Penelitian ini mengamati penularan virus yang melibatkan semua kelompok vertebrata yaitu mamalia, burung, reptil, amfibi, dan ikan.

"Virus dapat berpindah antarspesies melalui cara penularan yang sama seperti yang terjadi pada manusia, termasuk kontak langsung dengan cairan yang terinfeksi, atau digigit oleh spesies lain," kata Tan.

Namun, sebelum suatu virus dapat berpindah ke inang baru, virus tersebut harus sudah memiliki perangkat biologis, atau memperoleh adaptasi spesifik inang, untuk dapat memasuki sel spesies inang baru dan memanfaatkan sumber dayanya.

Selama ribuan tahun, pandemi yang telah menewaskan jutaan orang disebabkan oleh patogen, seperti virus, bakteri, dan jamur yang berpindah ke manusia melalui hewan. Zoonosis telah menjadi perhatian utama sehubungan dengan penyakit menular berbahaya yang baru muncul.

Ahli biologi komputasi dan rekan penulis studi Francois Balloux, direktur UCL Genetics Institute, mengatakan sebagian besar patogen yang beredar pada manusia berasal dari hewan pada suatu waktu.

"Ancaman terbesar saat ini mungkin adalah flu burung H5N1 yang menyebar pada burung liar. Alasan utama lonjakan inang yang baru-baru ini terjadi bisa begitu dahsyat adalah karena populasi spesies inang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit baru ini."

Kematian hitam pada abad ke- 14, ketika penyakit pes yang disebabkan oleh bakteri membunuh jutaan orang di Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika Utara, disebabkan oleh bakteri yang biasanya beredar pada hewan pengerat liar. Ancaman saat ini seperti virus ebola juga muncul dari hewan.

"Dipercaya secara luas bahwa Sars-CoV-2, agen pandemi Covid-19, kemungkinan besar berasal dari kelelawar tapal kuda dan menular ke manusia," ujar Tan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top